Eks Bos CIA: Banyak Warga AS Bakal Terbunuh usai Kematian Soleimani
WASHINGTON – Mantan Pelaksana Tugas (Plt) Direktur CIA Mike Morell meramalkan bahwa kematian komandan Pasukan Quds Iran, Jenderal Qassem Soleimani, akan menelan “harga mahal”. Dia memprediksi rezim Teheran akan balas dendam dan banyak warga sipil Amerika Serikat (AS) akan terbunuh.
Morell berspekulasi bahwa Iran tidak akan menyerang pasukan Amerika, tetapi sebaliknya akan melepaskan proksi-proksinya di wilayah Timur Tengah. “Akan ada orang-orang Amerika yang mati—warga sipil Amerika yang tewas sebagai akibat dari ini, mungkin selama beberapa hari ke depan—di tempat di mana Iran memiliki proksi,” katanya kepada CBS yang dikutip Sabtu (4/1/2020)
“Irak adalah tempat yang paling mungkin, tetapi juga Lebanon, Bahrain, tempat-tempat lain di Timur Tengah,” paparnya.
Morell pernah menjabat sebagai analis intelijen selama bertahun-tahun dan memainkan peran penting dalam administrasi dua presiden sebelumnya, yakni George W. Bush dan Barack Obama. Di bawah Obama, Morell menjabat sebagai wakil direktur CIA dan dua kali sebagai Plt Direktur CIA.
Seperti diberitakan sebelumnya, Jenderal Soleimani dan enam orang lainnya termasuk komandan milisi Syiah Irak tewas dalam serangan udara AS di Bandara Internasional Baghdad, Irak, Jumat dini hari.
Setelah serangan mematikan itu, Departemen Luar Negeri Amerika mendesak para warga AS untuk segera meninggalkan Irak. Desakan muncul setelah Pemimpin Teringgi Iran Ayatollah Ali Khamenei berjanji untuk melakukan “pembalasan yang keras” atas serangan itu. Janji balas dendam juga disampaikan Presiden Hassan Rouhani.
“Negara besar Iran akan membalas dendam atas kejahatan keji ini,” tulis Rouhani di Twitter.
Presiden AS Donald Trump yang memerintahkan serangan AS telah membela keputusannya. “Jenderal Qassem Soleimani telah membunuh atau melukai ribuan orang Amerika selama periode waktu yang lama, dan berencana untuk membunuh lebih banyak lagi,” kata Trump.
“Dia secara langsung dan tidak langsung bertanggung jawab atas kematian jutaan orang,” katanya.
Morell mengakui bahwa dunia menjadi lebih baik tanpa Soleimani, tetapi pembunuhan itu mengindikasikan bahwa keputusan Trump menciptakan perubahan dramatis dalam hubungan internasional.
“Ya, bagus dia pergi (Soleimani tewas), tetapi harganya sangat mahal,” kata Morell kepada CBS. Dia menambahkan bahwa Iran kemungkinan akan melakukan serangan teroris yang membunuh seorang pejabat senior Amerika.
“Iran dan Hizbullah Lebanon—sekutu utama mereka—memiliki rencana darurat pada buku-buku untuk serangan teroris semacam itu. Jadi serangan teroris semacam itu dapat segera terjadi,” ujarnya.
Morell juga meramalkan bahwa kematian Soleimani akan memberanikan kelompok garis keras Iran dan mengakhiri harapan untuk menjaga Irak dari senjata Iran.
Sekitar 5.200 tentara Amerika Serikat berbasis di Irak untuk melatih pasukan Irak dan membantu dalam memerangi militan kelompok ISIS. Kedutaan besar AS juga mengeluarkan peringatan keamanan untuk warga Amerika di Lebanon, Bahrain, Kuwait, dan Nigeria. (
Amerika Serikat mengirim hampir 3.000 pasukan Angkatan Darat ke Timur Tengah sebagai bala bantuan setelah pembunuhan Jenderal Soleimani. Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo membela serangan itu dengan menyebutnya sebagai tindakan yang “sepenuhnya sah”. Menurutnya, Soleimani menimbulkan ancaman segera terhadap AS dan kepentingannya di kawasan Timur Tengah.
“Ada serangan yang akan terjadi,” kata Pompeo kepada Fox News. “Orkestra, motivator utama serangan itu, adalah Qassem Soleimani.”
Gedung Putih tidak memberi tahu anggota parlemen sebelum serangan. Menteri Pertahanan Mark Esper baru memberi tahu Ketua DPR Nancy Pelosi tentang serangan itu tak lama sebelum Pentagon mengonfirmasi serangan itu.