Dubes Ukraina soal Rusia Pangkas Jatah Gas: Eropa Akan Membeku Sampai Mati
Jakarta – Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin menuding Rusia memeras dunia dengan sejumlah kebijakan energi dan pangan yang diambilnya baru-baru ini. Ia mengingatkan konsekuensi jika Moskow memotong pasokan gasnya ke Eropa bisa sangat fatal.
“(Moskow) mengancam dunia dengan menutup celah minyak dan gas, (akibatnya) akan membekukan Eropa sampai mati di musim dingin,” kata Hamianin dalam jumpa pers virtual, Kamis, 28 Juli 2022.
Rusia pada Rabu, 27 Juli 2022, secara resmi memangkas lagi pasokan gas ke Eropa. Perusahaan energi Pemerintah Rusia, Gazprom, mengurangi kapasitas pipa Nord Stream 1 menjadi hanya satu perlima dari total kapasitasnya. Nord Stream 1 menyumbang sekitar satu pertiga dari total ekspor gas Rusia ke Eropa. Itu juga merupakan rute pengiriman utama ke Eropa untuk gas Rusia.
Aliran gas melalui Nord Stream 1 mulai Rabu kemarin turun menjadi 14,4 juta kilowatt per jam dari sekitar 28 juta kilowatt per jam sehari sebelumnya. Jumlah itu, hanya 40 persen dari kapasitas normal. Penurunan terjadi kurang dari seminggu setelah pipa beroperasi kembali usai periode pemeliharaan 10 hari.
Politikus di Eropa berulang kali mewanti-wanti, Rusia bisa saja total menghentikan suplai gasnya pada musim dingin ini. Jika ini benar dilakukan, maka bisa mendorong Jerman ke dalam resesi dan membuat harga konsumen dan industri melonjak lebih jauh.
Jerman sangat terpukul oleh pengurangan pasokan gas ini sejak pertengahan Juni 2022. Importir gas Jerman, Uniper, membutuhkan dana talangan negara sebesar 15 miliar euro (Rp 229 triliun). Jerman merupakan importir terbesar gas Rusia.
Menteri Transisi Ekologi Italia Roberto Cingolani memperingatkan, negaranya juga akan menghadapi krisis pasokan gas pada akhir musim dingin mendatang jika Rusia benar-benar menghentikan pasokan. Italia merupakan importir besar yang biasanya mendapat 40 persen gas dari Rusia.
Uniper dan Eni Italia mengkonfirmasi, mereka menerima lebih sedikit gas dari Gazprom dibandingkan beberapa hari terakhir. Brussel juga menuduh Rusia menggunakan energi sebagai senjata untuk memeras Uni Eropa dan membalas sanksi Barat atas invasinya ke Ukraina. Sementara Moskow menyalahkan kembalinya turbin yang diservis dan sanksi atas pengurangan pasokan.
“Mari lihat apa yang terjadi. Saya hanya, saya hanya bosan dengan perubahan retorika dan narasi kebohongan Rusia setiap hari,” kata Hamianin.