DPR AS Hukum Legislator Republik Pendukung Teori Konspirasi QAnon
WASHINGTON – DPR Amerika Serikat (AS) menjatuhkan hukuman displin kepada seorang anggota Kongres yang menganut teori konspirasi QAnon dan mendukung kekerasan. Keputusan ini mengakhiri kekacauan yang meningkat selama berminggu-minggu karena meminta pertanggungjawaban seorang anggota parlemen yang retorika ekstremisnya menyebabkan pecahnya barisan Partai Republik.
Anggota kongres periode pertama yang konservatif, Marjorie Taylor Greene, dilucuti dari dua tugasnya di komite pendidikan dan anggaran DPR. Itu sebagai hukuman atas serangkaian komentarnya dan postingannya di media sosial yang mendukung pembunuhan anggota parlemen dari Partai Demokrat.
Hukuman dijatuhkan hanya beberapa jam setelah Greene, seorang pendukung sengit mantan presiden Donald Trump, mengaku telah meninggalkan gerakan konspirasi dan menyatakan penyesalan karena menyebarkan informasi yang salah dalam sidang di parlemen.
“Ini adalah kata-kata masa lalu, dan hal-hal ini tidak mewakili nilai-nilai saya,” katanya.
“Saya diizinkan untuk mempercayai hal-hal yang tidak benar dan saya akan mengajukan pertanyaan tentang mereka dan membicarakannya,” tambahnya.
“Dan itulah yang benar-benar saya sesali,” tukasnya.
“Ketika saya mulai menemukan informasi yang salah, kebohongan, hal-hal yang tidak benar dalam pos QAnon ini, saya berhenti mempercayainya,” kata Greene kepada DPR.
Tetapi dia tidak secara langsung meminta maaf dalam pidatonya selama 10 menit, dan Demokrat menepis postur penyesalannya.
Sebelas legislator Republik menentang keputusan partainya untuk bergabung dengan semua legislator Demokrat yang memberikan suara dalam mendisiplinkan Greene.
“Tidak ada anggota yang diizinkan untuk terlibat dalam perilaku yang dimiliki oleh Wakil Greene dan tidak menghadapi konsekuensi apa pun,” kata anggota DPR dari Demokrat Steny Hoyer kepada majelis sidang.
Baca juga: Sebut Sebagai Pemuja Trump, Lusinan Mantan Pejabat Tinggalkan Partai Republik
“Pemungutan suara ini bisa menjadi langkah pertama dalam mengoreksi kesalahan mereka yang selama ini memilih untuk tidak melakukan apa-apa,” imbuhnya seperti dikutip dari Al Araby, Sabtu (6/2/2021).
Partai Republik mengecam hukuman yang diberikan kepada salah satu anggotanya dan menyebutnya sebagai preseden kongres yang menghancurkan. Pemimpin Partai Republik bahkan memperingatkan potensi balas dendam politik jika mereka mendapatkan kembali kekuasaan.
Legislator Partai Republik Liz Cheney mengatakan bahwa sementara komentar Greene tercela, Partai Demokrat tidak memiliki urusan untuk menentukan Partai Republik mana yang duduk di komite.”Pemungutan suara hari ini menjadi preseden berbahaya bagi institusi ini yang mungkin disesali oleh Demokrat ketika Partai Republik mendapatkan kembali mayoritas,” ujarnya.