Ditembak Peluru Pelet di Bagian Mata, Ratusan Demonstran Chile Buta
SANTIAGO – Lebih dari 200 demonstran di Chile dilaporkan mengalami kebutaan sebagian dan total setelah terkena peluru pelet yang ditembakkan oleh agen keamanan negara. Kongres Nasional atau Parlemen telah tunduk pada permintaan utama demonstran yang menginginkan referendum tentang konstitusi baru.
Organisasi medis utama di negara itu, Medical College of Chile, mengumumkan pada hari Kamis bahwa lebih dari 200 orang kehilangan penglihatan—baik sebagian atau pun keseluruhan—karena ditembak peluru pelet.
Wakil presiden Medical College of Chile, Dr. Patricio Meza, mengatakan dari ratusan demonstran yang mengalami kebutaan, 50 orang di antaranya membutuhkan mata palsu.
“Ini berarti bahwa pasien tidak hanya kehilangan penglihatan mereka, tetapi mereka juga kehilangan mata mereka yang sebenarnya,” katanya, seperti dikutip dari DW.com, Sabtu (16/11/2019).
Statistik tambahan dari organisasi media tersebut menunjukkan bahwa usia rata-rata korban adalah 30 tahun. Dalam sebagian besar kasus, luka para korban disebabkan oleh dampak timah atau proyektil karet pada mata mereka.
“Kami menghadapi krisis kesehatan yang nyata, keadaan darurat kesehatan mengingat bahwa dalam beberapa hari seperti itu, dalam tiga minggu, kami memiliki jumlah kasus tertinggi yang melibatkan komplikasi mata yang serius akibat tembakan di mata,” ujar Meza.
“Polisi menembak pada 90 derajat, yang berarti, langsung ke wajah,” imbuh Meza.
Referendum Konstitusi
Lebih dari 20 orang telah terbunuh dan 2.500 terluka sejak protes dimulai pada 18 Oktober 2019. Protes besar ini awalnya dipicu oleh demonstrasi mahasiswa atas kenaikan tarif kereta bawah tanah.
Namun, sejak itu protes berubah menjadi gerakan yang jauh lebih besar dan lebih luas, dengan daftar panjang tuntutan yang terkait dengan kesenjangan keuangan yang semakin melebar antara orang kaya dan orang kurang mampu di Chile. Warga menyerukan reformasi perawatan kesehatan, pendidikan, sistem pensiun, dan konstitusi negara.
Anggota parlemen di Kongres Nasional pada hari Kamis menyetujui jalan bagi konstitusi baru untuk menggantikan konstitusi saat ini yang disahkan oleh mantan junta militer Augusto Pinochet pada tahun 1980.
Referendum akan diadakan pada bulan April tentang apakah akan melanjutkan konstitusi saat ini atau menyusun konstitusi baru.