SEOUL –
Korea Selatan (Korsel) dilanda gelombang ketiga wabah virus corona baru (
COVID-19 ) yang dinyatakan lebih parah dari dua gelombang sebelumnya. Menteri Kesehatan Park Neung-hoo mengatakan gelombang ketiga wabah virus tersebut telah menjadikan Ibu Kota Korsel, Seoul, seperti zona perang.
Negara ini pernah dipandang sebagai salah satu negara di dunia yang sukses mengalahkan COVID-19 dengan jurus “trace, test and treat (lacak, tes dan pengobatan)”. Taktik itu juga didukung masyarakatnya yang disiplin menjaga jarak sosial dan penggunaan masker.
Namun, Korsel kini berada cengkeraman gelombang ketiga wabah tersebut karena rekor harian infeksi dan rumah sakit mulai kewalahan.
Korsel melaporkan rekor 950 kasus infeksi virus coronaharian pada hari Sabtu, melebihi puncak pada akhir Februari lalu, yakni 909 kasus. Presiden Moon Jae-in menyebut gelombang ketiga COVID-19 di negaranya sudah “darurat”.
“Daerah ibu kota sekarang menjadi zona perang COVID-19,” kata Menteri Kesehatan Park Neung-hoo pada hari Senin (14/12/2020) saat menyampaikan peringatan bahaya wabah tersebut pada pertemuan pemerintah.
Pejabat di Korea Selatan sedang mempertimbangkan apa yang bisa mendekati penguncian Covid-19 pertama di negara itu setelah dua hari rekor kasus infeksi tercatat. Tindakan baru akan membatasi pertemuan hingga 10 orang dan menutup beberapa toko di Seoul untuk pertama kalinya sejak pandemi ini dimulai.
Negara ini melaporkan 1.030 kasus baru infeksi COVID-19 pada Minggu, rekor tertinggi untuk hari kedua berturut-turut.
Rekor hari Sabtu dipecahkan dengan950 kasus baru yang ditularkan secara lokal, dengan 786 di antaranya ditemukan di wilayah Seoul. Wilayah ibu kota tersebut merupakan rumah bagi setengah dari 52 juta orang di negara itu.