Demonstran Pro-China Akan Demo di Tengah Kekacauan Hong Kong
HONG KONG – Demonstran pro-China berencana untuk melakukan aksi unjuk rasa di Hong Kong pada Sabtu (16/11/2019) untuk mengecam kerusuhan anti-pemerintah yang semakin keras di kota yang diperintah China itu. Mereka mendukung polisi yang telah menjadi sasaran utama serangan pemrotes anti-pemerintah.
Bekas koloni Inggris ini dilanda kekacauan dalam demonstrasi rusuh selama lebih dari lima bulan terakhir. Para pemrotes pro-demokrasi marah melihat campur tangan Partai Komunis di sebuah kota menjamin kebebasannya ketika dikembalikan Inggris ke pemerintah China pada tahun 1997.
Para pemrotes anti-pemerintah juga geram dengan kebrutalan polisi, sebuah tuduhan yang dibantah pihak kepolisi Hong Kong.
Para pengunjuk rasa pro-China telah berkumpul sebelumnya, tetapi jumlah mereka yang jauh lebih kecil daripada massa yang marah pada penguasa Partai Komunis di Beijing.
Mahasiswa dan aktivis anti-China telah membarikade setidaknya lima kampus pada minggu lalu, menimbun bom bensin, ketapel, busur dan panah dan senjata lainnya.
Polisi menjaga jarak selama lebih dari dua hari, tetapi banyak pengamat takut dengan apa yang terjadi jika dan ketika mereka bergerak.
Seorang petugas kebersihan jalan berusia 70 tahun meninggal pada hari Kamis setelah terkena hantaman batu bata, yang menurut polisi dilemparkan oleh “perusuh bertopeng”. Pada hari Senin, polisi menyalahkan seorang perusuh karena menyiram seorang pria dengan bensin dan membakarnya. Korban saat ini dalam kondisi kritis.
Pada hari yang sama, polisi menembak seorang pengunjuk rasa di perut. Korban yang ditembak dalam kondisi stabil.
Hong Kong kembali ke pemerintahan China di bawah formula “satu negara, dua sistem” yang menjamin kebebasan era kolonialnya. Tuntutan pemrotes anti-pemerintah di antaranya demokrasi penuh dan investigasi independen terhadap kebrutalan polisi.
China membantah ikut campur dan telah menyalahkan negara-negara Barat karena menimbulkan masalah. Polisi mengatakan mereka bertindak dan memilih menahan diri dalam menghadapi serangan demonstran anti-pemerintah yang berpotensi mematikan.
Universitas-universitas Hong Kong, dalam pernyataan bersama, mengatakan mereka menyesali kenyataan bahwa tanggapan pemerintah sejauh ini tidak efektif.
“Namun, setiap permintaan agar universitas dapat memperbaiki masalah terputus dari kenyataan; situasi yang rumit dan menantang ini adalah refleksi dari perselisihan di seluruh Hong Kong, dan pemerintah harus memimpin dengan tindakan cepat dan konkret,” bunyi pernyataan bersama sejumlah univestitas di wilayah tersebut, seperti dikutip Reuters.