China Balas Pompeo: Laut China Selatan Bukan Hawaii-nya AS
BEIJING – China pada hari Selasa (4/8/2020) menegaskan kembali penentangannya terhadap campur tangan Amerika Serikat (AS) di Laut China Selatan. Beijing menekankan bahwa Laut China Selatan bukanlah Hawaii-nya AS, sehingga upayanya untuk mengacaukan kawasan tersebut tidak akan berhasil.
Pernyataan itu disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin sebagai respons atas pernyataan Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo. Sebelumnya, Pompeo menuduh Beijing mengambil wilayah sengketa itu secara perlahan dan mengatakan di Twitter; “Laut China Selatan bukan kekaisaran maritim China.”
Wang menolak tuduhan Pompeo dengan menegaskan bahwa posisi China di Laut China Selatan selalu konsisten.
Menurutnya, Beijing tidak pernah memperluas klaimnya atas wilayah itu dan selalu berkomitmen pada hukum internasional serta bekerja bersama dengan semua pihak untuk menyelesaikan perselisihan melalui negosiasi.
Angkatan Laut AS sebelumnya mengerahkan Kelompok Tempur Kapal Induk USS Nimitz dan Kelompok Tempur USS Ronald Reagan ke Laut China Selatan untuk latihan perang berskala besar yang dimulai 4 Juli ketika China melakukan latihan di dekatnya.
Langkah itu, menurut Wang, bertujuan untuk meningkatkan ketegangan di kawasan karena tidak menguntungkan perdamaian dan stabilitas kawasan. Selain itu, juga tidak menguntungkan kepentingan nasional negara-negara di kawasan itu.
Wang mendesak AS untuk berhenti menggunakan masalah Laut China Selatan untuk menciptakan konflik di wilayah itu dalam upaya untuk mengekang China.
“Kami perlu memberi tahu Pompeo, Laut Cina Selatan bukan Hawaii AS. Negara-negara di kawasan ini dan mereka yang mencintai perdamaian tidak akan membiarkan politisi AS menggerakkan masalah ini,” kata Wang, seperti dikutip CGTN.Wang menyerukan upaya bersama dari negara-negara kawasan Laut China Selatan untuk menjaga perdamaian dan stabilitas.
China siap bekerja dengan Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) untuk mempercepat implementasi Kode Etik (COC) di Laut China Selatan. Menurut Wang, AS-lah yang selalu melanggar hukum internasional dan menarik diri dari organisasi dan perjanjian internasional.
Konsultasi untuk COC, pertama kali diluncurkan oleh China dan negara-negara anggota ASEAN pada 2013 yang bertujuan untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut. Kedua belah pihak telah menyelesaikan pembacaan pertama Teks Negosiasi Draf Tunggal COC dan diharapkan untuk menyelesaikan konsultasi pada tahun 2020.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan pada hari Senin bahwa Filipina tidak akan menentang China dalam masalah Laut China Selatan. Dia menyatakan bahwa negaranya tidak akan memihak China maupun AS. Duterte telah menolak permintaan AS untuk menggunakan pangkalan militer di Filipina.
Wang memuji pernyataan Duterte. Menurutnya, klaim yang dibuat oleh Duterte melayani kepentingan Filipina dan juga bermanfaat bagi perdamaian dan stabilitas regional.
Wang menembahkan bahwa China setuju untuk menangani masalah ini dengan baik dan siap untuk berkontribusi bagi perdamaian dan stabilitas regional dengan Filipina dan negara-negara lain di kawasan itu.