Chicago Dilanda Penjarahan Massal, 100 Ditangkap
CHICAGO – Personel Kepolisian Chicago, Amerika Serikat (AS) dilaporkan terlibat baku tembak dengan massa penjarah yang menyerbu distrik komersial di kota itu, Senin (10/8) pagi waktu setempat. Buntut dari aksi anarkis itu, lebih dari 100 orang ditangkap.
Seperti dilaporkan Reuters, massa bergerak ke distrik komersial mewah di Chicago. Mereka lalu menjarah toko, memecahkan jendela dan bentrok dengan petugas. Insiden ini berlangsung selama berjam-jam dan aparat berupaya keras untuk mengendalikan keadaan.
Inspektur Polisi David Brown menyebut aksi tersebut sebagai “kriminalitas murni”. Sementara Walikota Lori Lightfoot berusaha menjauhkan insiden itu dari buntut kematian seorang pria kulit hitam, George Floyd di tangan polisi Minneapolis pada 25 Mei silam.
“Ini bukan protes terorganisir. Sebaliknya, ini adalah insiden kriminalitas murni,” kata Brown pada konferensi pers. “Sedikitnya 13 petugas terluka, dan seorang penjaga keamanan dan seorang warga sipil terkena tembakan,” lanjut Brown.
Gambar-gambar yang beredar di media sosial memperlihatkan etalase toko yang dihancurkan dan orang-orang melarikan diri dari toko dengan membawa barang-barang. Penjarahan berlangsung di sepanjang Michigan Avenue, distrik komersial kelas atas yang dikenal sebagai Magnificent Mile.
“Orang-orang tertarik oleh sejumlah unggahan media sosial yang mendorong penjarahan di pusat Chicago, setelah ketegangan berkobar menyusul penembakan polisi terhadap seorang pria bersenjata,” kata Brown.“Saat polisi menanyai seorang tersangka berusia 20 tahun, dia melarikan diri dan menembaki petugas yang mengejar,” jelas Brown. Ia menambahkan, polisi membalas tembakan dan menembak pria itu, yang kini dirawat di rumah sakit dan diperkirakan akan selamat.
“Setelah penembakan, kerumunan berkumpul. Amarah berkobar, dipicu oleh informasi yang salah saat sore hari berubah menjadi malam,” lanjut Brown. Polisi pun mengirim 400 personelnya ke kawasan itu untuk menangani penjarahan.