Cegah Penyebaran Virus Corona, Israel Tutup Daerah Yahudi Ultra-Ortodoks
YERUSALEM – Israel mengunci sebagian besar wilayah Yahudi ultra-Ortodoks di Yerusalem pada Minggu untuk mencoba mencegah penyebaran virus Corona dari lingkungan padat penduduk di mana tingkat infeksinya cukup tinggi.
Bnei Brak, sebuah kota ultra-Ortodoks yang berpenduduk 200.000 di dekat Tel Aviv, dinyatakan sebagai zona terlarang pada 2 April dan polisi memiliki akses terbatas ke daerah itu.
Pembatasan masuk dan keluar, menggunakan penghalang jalan polisi, diberlakukan pada hari yang sama dengan perintah pemerintah Israel untuk mengenakan masker di depan umum mulai berlaku di seluruh negara Zionis itu speerti dikutip dari Reuters, Senin (13/4/2020).
Penghuni lingkungan terlarang di Yerusalem masih dapat berbelanja dekat dengan rumah untuk kebutuhan pokok. Sinagog ditutup untuk mencoba membendung infeksi, seperti yang telah terjadi di seluruh negeri.
Lingkungan itu adalah rumah bagi keluarga besar yang tinggal di tempat yang dekat Ibu Kota. Kepatuhan aturan pedoman jarak sosial telah dirilis.
Israel telah melaporkan 10.878 kasus virus Corona yang dikonfirmasi dan 103 kematian. Sementara pejabat Palestina mendaftarkan 268 kasus di Tepi Barat yang diduduki dan di Jalur Gaza, dengan dua kematian.
Di Tepi Barat, Menteri Keuangan Palestina Shukri Bishara mengatakan, Otoritas Palestina meminta Israel untuk membantunya mengatasi kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh krisis virus Corona.
Israel biasanya mengumpulkan sekitar USD195 juta per bulan, dengan imbalan komisi 3% dari pendapatan pajak untuk pemerintah Palestina yang berasal dari impor yang tiba melalui pelabuhan Israel. Tetapi pemerintah Palestina memperkirakan pendapatan tersebut menurun lebih dari 50% karena berkurangnya perdagangan selama krisis virus Corona.
Bishara mengatakan dia telah meminta Israel meminjamkan uang kepada otoritas Palestina sebagaimana diperlukan untuk memastikan jumlah serah terima setidaknya USD140 juta per bulan. Pinjaman apa pun akan dilunasi ke Israel dari pendapatan pajak di masa depan, mungkin pasca krisis.
“Apakah Israel setuju, kami dapat menambah USD56 juta bantuan bulanan dari negara-negara donor, di samping USD28 juta dari pendapatan lokal,” kata Bishara kepada wartawan melalui tautan video.
“Itu akan membuat kita USD56juta lebih cepat (dari angka normal), jumlah yang bisa kita ganti dengan mengambil pinjaman (bank),” katanya. “Itu seharusnya membuat kita terus seperti itu selama enam bulan,” imbuhnya.
Seorang juru bicara Kementerian Keuangan Israel menolak untuk merespons secara rinci, mengatakan: “Kami tidak akan berkomentar sebelum kesepakatan ditandatangani”.
Namun dia mengatakan Israel telah menyatakan kesediaannya untuk meminjamkan uang kepada otoritas Palestina untuk membantu upaya anti-virus Corona.