Cavusoglu: Turki Tak Beli Sistem Rudal S-400 untuk Disimpan di Kotak
ANKARA – Turki menegaskan sistem pertahanan rudal S-400 yang dibeli dari Rusia akan dioperasikan sesuai jadwal. Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu mengatakan Ankara sedang melakukan pembicaraan dengan Amerika Serikat (AS) yang keberatan dengan operasional senjata pertahanan itu, namun Ankara tidak akan tunduk.
“Anda tidak membeli produk untuk disimpan dalam kotak. Kami membutuhkannya,” kata Çavusoglu dalam konferensi bersama dengan rekannya dari Somalia, Ahmed Issa Awad, di Ankara, Rabu petang.
“Baterai S-400 saja tidak cukup, Turki membutuhkan sistem pertahanan udara baru dan tambahan,” katanya lagi, seperti dikutip dari Daily Sabah, Kamis (28/11/2019).
Diplomat top Turki itu mencatat bahwa Ankara perlu membeli sistem pertahanan rudal karena negaranya tidak memproduksi sendiri, dan dengan demikian terpaksa membelinya dari Rusia karena AS menolak menjual sistem pertahanan rudal Patriot-nya.
Merasa bahwa upaya yang berlarut-larut untuk membeli sistem Patriot dari AS suram, Turki menandatangani kesepakatan senilai USD2,5 miliar dengan Rusia pada 2017 untuk memperoleh perisai anti-rudal S-400. Rusia mengirimkan dua baterai sistem S-400 ke Turki antara Juli dan September tahun ini.
Sumber keamanan sebelumnya menyatakan bahwa sistem senjata pertahanan canggih buatan Rusia akan dikerahkan di Ankara dan akan beroperasi penuh pada April 2020.
Pembelian tersebut telah menjadi titik tegang antara Turki dan AS untuk beberapa waktu, karena Washington berpendapat bahwa sistem S-400 tidak kompatibel dengan sistem senjata NATO dan akan membocorkan kelemahan jet tempur siluman F-35
kepada Moskow.
Turki, bagaimanapun, menekankan bahwa S-400 tidak akan diintegrasikan ke dalam sistem persenjataan NATO dan tidak akan menimbulkan ancaman bagi aliansi. Ankara tetap menolak seruan Washington untuk mundur dari kesepakatan yang telah dibuat dengan Moskow. Turki bahkan mengusulkan pembentukan komisi untuk mengklarifikasi masalah teknis senjata itu seperti yang dikeluhkan Washington, tetapi AS gagal merespons.
“Kami mengusulkan AS membentuk kelompok kerja yang dipimpin oleh NATO, tetapi AS menolak tawaran kami,” kata Cavusoglu.
Dia lebih jauh mengulangi pernyataan Presiden Recep Tayyip Erdogan sebelumnya bahwa Turki dapat membeli rudal Patriot jika AS menjaminnya.
Pernyataan Cavusoglu muncul setelah media Turki pada hari Senin melaporkan bahwa pesawat tempur F-16 buataan Amerika diterbangkan di atas ibu kota negara itu untuk menguji radar sistem S-400. Namun, para pejabat belum mengonfirmasi bahwa tes semacam itu benar-benar dilakukan.
Seorang pejabat pertahanan Turki yang tidak disebutkan namanya mengonfirmasi tes tersebut ketika berbicara dengan Bloomberg.
“Ini mengkhawatirkan,” kata Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo pada hari Selasa ketika ditanya tentang laporan atas tes radar sistem pertahanan S-400 terhadap jet tempur F-16. Pompeo menambahkan bahwa pembicaraan antara Washington dan Ankara untuk menyelesaikan masalah masih berlangsung.
Pompeo mengatakan Amerika Serikat telah menjelaskan kepada Turki bahwa Washington ingin melihat Ankara menjauh dari operasinal penuh sistem pertahanan udara S-400.