Bukan Tentara, Korea Utara Kirim Pekerja Bangunan ke Ukraina
Jakarta – Korea Utara mengisyaratkan akan mengirimkan pekerja konstruksi ke Ukraina untuk membantu membangun kembali wilayah yang diduduki Rusia di timur negara itu. Rencana itu didukung oleh pejabat senior dan diplomat Rusia. Tenaga kerja dari Korea Utara disebut lebih murah dan bisa ditempatkan di situasi paling sulit sekalipun.
Duta Besar Korea Utara untuk Moskow baru-baru ini bertemu dengan utusan dari dua wilayah separatis yang didukung Rusia di wilayah Donbas Ukraina. Mereka optimistis tentang kerja sama di bidang migrasi tenaga kerja.
Pembicaraan itu terjadi setelah Korea Utara menjadi satu-satunya negara selain Rusia dan Suriah yang mengakui kemerdekaan wilayah Donetsk dan Luhansk. Korea Utara juga mendukung Rusia atas konflik di Ukraina.
Mempekerjakan pekerja Korea Utara di Donbas jelas akan bertentangan dengan sanksi Dewan Keamanan PBB yang dikenakan pada Korea Utara atas program nuklir dan misilnya. Hal ini juga kian memperumit dorongan internasional yang dipimpin AS untuk melucuti senjata nuklir Korea Utara.
Klaim Korea Utara Diragukan
Namun banyak ahli meragukan Korea Utara akan mengirim pekerja sementara perang tetap berlangsung. Dukungan senjata Barat membantu Ukraina melawan pasukan Rusia yang jauh lebih besar.
Tetapi mereka mengatakan sangat mungkin Korea Utara akan memasok tenaga kerja ke Donbas ketika pertempuran mereda untuk meningkatkan ekonominya sendiri. Ekspor tenaga kerja juga akan berkontribusi pada strategi jangka panjang Korea Utara untuk memperkuat kerja sama dengan Rusia dan China.
Wakil Perdana Menteri Rusia Marat Khusnullin mengatakan bahwa perusahaan konstruksi Korea Utara telah menawarkan untuk membantu membangun kembali daerah yang dilanda perang di Donbas. Ia menyatakan bahwa pekerja Korea Utara akan disambut jika datang.
Banyak Tenaga Kerja dari Korea Utara Bekerja di Luar Negeri Sebelum 2017
Sebelum sanksi 2017, ekspor tenaga kerja merupakan sumber mata uang asing yang langka dan sah bagi Korea Utara. Dari pengiriman tenaga kerja dihasilkan ratusan juta dolar setahun bagi Korea Utara.
Departemen Luar Negeri AS sebelumnya memperkirakan bahwa sekitar 100.000 warga Korea Utara bekerja di luar negeri dengan jenis pekerjaan yang diatur pemerintah. Tenaga kerja itu terutama ke Rusia, China, Afrika, Timur Tengah, Eropa hingga Asia Selatan.
Pakar sipil mengatakan devisa dari tenaga kerja ini sekitar US$ 200 juta hingga US$ 500 juta per tahun untuk pemerintah Korea Utara. Sementara pekerjanya hanya mendapat sebagian kecil dari gaji mereka. Seringkali bekerja keras selama lebih dari 12 jam sehari di bawah pengawasan terus-menerus oleh agen keamanan Korea Utara.