Bolivia Terpecah Saat Oposisi Desak Morales Mundur, Tolak Audit
LA PAZ – Oposisi Bolivia memperkeras sikapnya dalam unjuk rasa jalanan menentang Presiden Evo Morales. Mereka mendesak pemimpin sayap kiri itu mundur dan menolak audit internasional pada pemilu yang membuat Morales kembali menjabat periode keempat.
Publik pun terpecah antara pendukung dan penentang Morales. Morales yang telah berkuasa hampir 14 tahun itu menang pemilu 20 Oktober hanya dengan selisih 10 poin yang diperlukan untuk menang tanpa harus mengikuti putaran kedua. Namun kemenangannya diwarnai kontroversi setelah penghitungan suara dihentikan sehari saat suara mengarah pada putaran kedua.
Saat penghitungan dimulai lagi setelah kemarahan oposisi, terjadi perubahan tajam yang menguntungkan Morales, membuatnya memiliki cukup suara untuk menghindari putaran kedua yang lebih berisiko.
Para pendukung Morales dan lawan utamanya Carlos Mesa terlibat bentrok dalam aksi jalanan. Dua orang tewas dalam kerusuhan pada Rabu (30/10), korban pertama dalam kerusuhan yang terus terjadi hampir setiap malam.
Mendapat tekanan, pemerintah mengizinkan audit suara oleh Organisasi Negara-negara Amerika (OAS). Audit dimulai pada Kamis (31/10) dan memakan waktu dua pekan. Oposisi kini menuntut lebih banyak, dengan Mesa menuduh terjadi kecurangan pemilu.
“Orang hanya ingin pemilu lagi tanpa Evo Morales,” papar Francisco Dorado, deputi gubernur provinsi Bishop Santistevan pada Reuters.
Morales, 60, merupakan mantan ketua serikat petani koka. Dia menyatakan menang pemilu dengan bersih.