Bloomberg Janji Jual Perusahaannya Jika Terpilih Sebagai Presiden AS
WASHINGTON – Kandidat calon presiden (capres) Partai Demokrat Michael Bloomberg siap menjual Bloomberg LP, perusahaan informasi keuangan yang membuatnya menjadi miliarder, jika terpilih sebagai presiden Amerika Serikat (AS). Janji itu bertepatan dengan kenaikan popularitasnya mencapai 17% pada jajak pendapat pemilu pendahuluan Partai Demokrat.
Bloomberg (78) miliarder media dan mantan Wali Kota New York, semakin menunjukkan performanya dalam beberapa jajak pendapat setelah masuk dalam perebutan nominasi tiket capres dari Partai Demokrat. Dia tampil pada debat pertama kemarin di Las Vegas untuk menyampaikan visi dan misinya di depan publik serta beradu argumentasi dengan kandidat capres lainnya.
Tim kampanye Bloomberg menyatakan, mantan Wali Kota New York itu akan menjual Bloomberg LP jika terpilih menjadi presiden. “Jika terpilih sebagai presiden, Mike (Bloomberg) akan menjual perusahaannya,” kata juru bicara tim kampanye Bloomberg, Galian Slaye, dilansir Reuters.
Bloomberg LP menyediakan informasi keuangan bagi perusahaan Wall Street dengan tambahan berita. Bloomberg sendiri memiliki seluruh perusahaan yang didirikan pada 1981. Analis di Burton-Taylor International Consulting memperkirakan perusahaan tersebut memiliki pendapatan mencapai USD10 miliar pada 2019 lalu.
Tim kampanye Bloomberg menyatakan, proses penjualan akan dimulai dengan blind trust—pengaturan finansial di mana seorang pejabat publik memberikan administrasi kepentingan bisnis pribadinya kepada sebuah perwalian independen untuk mencegah konflik kepentingan dan pemilik bisnis tidak tahu bagaimana aset-asetnya dikelola, selanjutnya akan menjualnya.
Sementara itu, Bloomberg kini menduduki peringkat kedua dan mampu mengungguli Joe Biden dalam jajak pendapat digelar Reuters/Ipsos yang dirilis pada Selasa waktu setempat. Bloomberg meraih 17% dan Biden hanya 13%.
Kenapa Bloomberg semakin populer? Bloomberg menempatkan dirinya sebagai pemimpin moderat yang berlawanan dengan Sanders. Dalam catatan Reuters/Ipsos, Bloomberg mendapatkan peningkatan di antara pemilih terdaftar dalam tiga pekan terakhir. Pekan lalu, Biden masih mendapatkan dukungan 17%, sedangkan Bloomberg meraih 15%.
Publik pendukung Demokrat memberikan penilaian langsung kepada Bloomberg pada debat yang digelar kemarin. Itu menjadi kesempatan pertama baginya untuk bertarung dan berdebat dengan kandidat capres lainnya. Dia sepertinya akan ditentang dan dilawan atas tuduhan upayanya membeli pemilu serta kebijakannya selama menjadi Wali Kota New York yang dikenal diskriminatif.
Bernie Sanders, 78, tetap memimpin jajak pendapat dengan perolehan 25% responden anggota Partai Demokrat terdaftar dan independen. Sanders sendiri sebelumnya menang pada pemilu pendahuluan New Hampshire mengalami kenaikan 5 poin dibandingkan dengan pekan lalu. Itu menjadi kemenangan besar bagi Sanders. Popularitas Sander meningkat tajam dalam beberapa pekan terakhir, khususnya di kalangan warga Afrika-Amerika dan penduduk perdesaan.
Sedangkan Pete Buttigieg, mantan Wali Kota South Bend, Indiana, hanya meraih 11% pada jajak pendapat tersebut. Senator Elizabeth Warren dari Massachusetts meraih 9%, sedangkan Senator Amy Klobuchar dari Minnesota mendapatkan 5%. Jajak pendapat Reuters/Ipsos dilaksanakan secara online di seluruh Inggris. Sebanyak 1.115 orang dewasa, termasuk 543 orang yang diidentifikasi sebagai anggota Demokrat terdaftar dan independen. Dengan interval kredibilitas untuk pengukuran presisi sekitar 5%.
Bloomberg menghindari empat negara bagian dan fokus pada pemilu pendahuluan di negara bagian yang lebih besar. Dia akan fokus pada Super Tuesday yang akan digelar pada 3 Maret. “Kamu ingin pergi di mana pemilih berada. Berarti fokusnya adalah negara bagian,” kata Bloomberg kepada Reuters.
“Saya akan pergi ke setiap negara bagian,” katanya.
Bloomberg yang mengumumkan pencalonannya pada November lalu menggelontorkan uang pribadinya. Miliarder itu memiliki kekayaan bersih menjadi USD60 miliar. Bloomberg yang meluncurkan kampanye pada November lalu telah menghabiskan USD188 juta (Rp2,58 triliun) hanya dalam dua bulan. Hebatnya, dana itu diambil sepenuhnya dari kekayaan pribadinya. Untuk iklan kampanye di televisi saja, Bloomberg menggelontorkan USD132 juta (Rp1,81 triliun) hingga akhir 2019.
Selain menghabiskan dana untuk kampanye iklan di televisi, Bloomberg juga fokus merekrut banyak pegawai di lapangan. Khusus di California saja, mantan Wali Kota New York itu merekrut 200 staf. Untuk 35 negara bagian yang penting, Bloomberg merekrut 800 staf dan ratusan relawan di kantor pusatnya di New York. Selain di California yang menjadi fokus Bloomberg, dia merekrut 150 staf di Texas yang juga menggelar Super Tuesday.