Biden Janji Perkuat Aliansi AS di Asia-Pasifik Sambil Hindari Perang
DELAWARE – Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pemerintahannya di masa depan akan membangun kembali moral Departemen Luar Negeri Amerika. Dia berjanji untuk memperkuat aliansi Amerika di wilayah Asia-Pasifik sambil menghindari keterlibatan dalam perang baru.
Berbicara dari kampung halamannya di Wilmington, Delaware, Biden mengatakan tim keamanannya “siap untuk memimpin dunia”.
Biden sebelumnya mulai mengumumkan beberapa kandidat untuk mengisi posisi kunci kabinet. Dia berjanji bahwa penasihat lama; Antony Blinken, yang dia pilih untuk menjadi Menteri Luar Negeri, akan mengembalikan “kepercayaan” ke departemen yang saat ini dijalankan oleh mantan direktur CIA Mike Pompeo.
“Dia salah satu yang lebih siap untuk pekerjaan ini,” kata Biden saat membicarakan sosok Blinken. “Tidak ada yang lebih siap dalam pandangan saya…Dia akan membangun kembali semangat dan kepercayaan pada Departemen Luar Negeri tempat kariernya di pemerintahan dimulai…Tony siap pada hari pertama,” paparnya.
“Tim di belakang saya ini mewujudkan keyakinan inti saya bahwa Amerika adalah yang terkuat saat bekerja dengan sekutunya,” katanya. “Secara kolektif tim ini telah mengamankan beberapa pencapaian keamanan nasional dan diplomatik paling menentukan dalam ingatan baru-baru ini, yang dimungkinkan melalui pengalaman puluhan tahun bekerja dengan mitra kami,” imbuh Biden
“Begitulah cara kami benar-benar menjaga keamanan Amerika tanpa terlibat dalam konflik militer yang tidak perlu,” paparnya, seperti dikutip Sputniknews, Rabu (25/11/2020).
Komentarnya muncul setelah sekelompok negara Asia menandatangani Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP), blok perdagangan 15 negara yang terutama mencakup China tetapi tidak termasuk Amerika Serikat. Banyak negara yang merupakan sekutu AS, termasuk Jepang, Korea Selatan, dan Australia, serta negara-negara yang berusaha dipengaruhi Washington dari pengaruh China, termasuk Vietnam, Malaysia, dan Filipina.
Biden mengatakan dia tidak berniat untuk memperkuat pembatasan perdagangan yang diberlakukan di China oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump. Namun, dalam komentar yang sama, dia mengulangi logika yang sama yang digunakan Trump untuk meningkatkan upayanya guna menghentikan ekspansi politik dan ekonomi China.