Bahas Suriah, Turki Undang Prancis, Jerman, dan Inggris
NAGALIGA — Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan Turki bakal menjadi tuan rumah pertemuan tinggi para pemimpin dari Prancis, Jerman dan Inggris untuk membahas Suriah.
Rencananya pertemuan tersebut akan digelar pada Februari mendatang.
“Kami sepakat bahwa kami akan melakukan KTT empat arah ini setidaknya setahun sekali. KTT kedua akan dilaksanakan di Istanbul pada Februari,” kata Erdogan, Kamis (5/12) dilansir dari kantor berita Anadolu.
Dikutip dari AFP, pertemuan tingkat tinggi ini merupakan tindak lanjut dari pembicaraan para pemimpin negara itu di sela-sela KTT NATO di London, Inggris.
Dalam pertemuan itu, Erdogan mengaku mengkritik desakan ketiga pemimpin negara agar Turki segera meninggalkan utara Suriah.
Tensi hubungan Turki dan para sekutu memanas setelah Ankara menyerang milisi Kurdi di Suriah pada Oktober lalu.
“Kami berkata kepada mereka, ‘Apa urusanmu di sana? Apakah Anda punya perbatasan?’ Tidak. “Apakah Anda diganggu oleh api?” Tidak. ‘Apakah ada serangan?’ Tidak.”
Turki menganggap kelompok Kurdi adalah separatis dan teroris, karena ingin membuat negara sendiri di wilayah timur dan selatan dekat perbatasan Suriah dan Irak.
Akan tetapi, serangan itu dianggap melemahkan perjuangan melawan ISIS karena selama ini pasukan Kurdi menjadi ujung tombak negara Barat dalam memerangi kelompok teroris itu.
Hal itu bahkan memicu adu mulut antara Erdogan dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Namun Macron mengatakan pertemuan mereka pada Selasa lalu itu telah membantu meluruskan kesalahpahaman, meski negara Barat tetap menolak keras stigma teroris pada militan Kurdi.
Rencananya Presiden Rusia Vladimir Putin juga akan mengunjungi Istanbul pada 8 Januari. Selain membicarakan masalah Suriah, Putin mengunjungi Erdogan untuk membahas isu energi.