AS Sanksi Perusahaan Minyak Iran karena Danai Garda Revolusi
NAGALIGA — Amerika Serikat menjatuhkan sanksi ekonomi baru terhadap empat perusahaan minyak Iran.
AS menjatuhkan sanksi kepada empat perusahaan itu atas tuduhan memberi sokongan dana kepada pasukan Garda Revolusi Iran, Quds yang didapat dari keuntungan ekspor minyak.
Sanksi baru itu diberikan tiga pekan setelah kematian perwira tinggi militer Iran Mayor Jenderal Qasem Soleiman. Jenderal top Iran itu tewas akibat serangan drone AS.
Dikutip dari AFP, Jumat (24/1), Kementerian Keuangan AS menyebut dua perusahaan yang dijatuhkan sanksi itu berbasis di Hong Kong, satu di Shanghai dan di Dubai.
Perusahaan itu adalah Triliance Petrochemical Co Ltd dan Sage Energy HK Limited, keduanya di Hong Kong, Peakview Industry Co Limited di Shanghai dan Beneathco DMCC dari Dubai.
Mereka dituduh mentransfer ratusan juta dolar dari nilai ekspor minyak untuk membantu membiayai operasional Quds.”Sektor petrokimia dan perminyakan Iran adalah sumber utama pendanaan untuk kegiatan teroris global rezim Iran dan memungkinkan penggunaan kekerasan yang terus-menerus terhadap rakyatnya sendiri,” kata Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dalam sebuah pernyataan.
Washington baru-baru ini juga menargetkan entitas Iran lainnya, yakni komoditas, termasuk perusahaan logam dan perusahaan minyak yang dituduh mendukung pasukan Garda Revolusi.
Pasukan Garda Revolusi Islam (Islamic Revolution Guard Corps/IRGC) merupakan angkatan bersenjata andalan Iran.
IRGC terutama pasukan Quds menjadi musuh utama Amerika Serikat dan sekutunya, Israel, di Timur Tengah.
AS menuding pasukan Quds mendukung dan mendanai kelompok teroris di kawasan. Pemimpin Quds, Qasem Soleimani tewas di tangan AS dalam serangan drone pada 3 Januari lalu.
Semenjak kematian Soleimani, hubungan AS-Iran terus memanas. Teheran bersumpah membalas dengan beberapa kali melepaskan serangan udara ke basis pasukan AS di Irak.
Namun, hujan rudal dan roket itu meleset tanpa menyebabkan kerusakan dan korban yang berarti dari pihak AS. Kekhawatiran terjadi perang terbuka antara AS-Iran sedikit mereda setelah Presiden Donald Trump menyatakan mundur dari konflik. Trump memilih menghukum Iran dengan sanksi ekonomi.