AS Pamer Rudal Jenis Baru Iran Hasil Sitaan di Laut Arab
WASHINGTON – Pejabat militer Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa penyitaan senjata oleh dua kapal perang Angkatan Laut di Laut Arab pada bulan November dan Februari termasuk rudal darat ke udara Iran rancangan terbaru. Rudal-rudal tersebut dikirim untuk pemberontak Houthi di Yaman.
Pada November 2019 kapal perusak Angkatan Laut AS dengan rudal berpemandu USS Sherman menyita komponen untuk 351 rudal jelajah serangan darat. Rudal jenis ini diklaim oleh AS digunakan dalam serangan terhadap dua ladang minyak Arab Saudi pada pertengahan September lalu.
Juru bicara utama Komando Pusat AS di Timur Tengah (CENTCOM), Kapten William Urban mengatakan, komponen rudal yang disita “relatif baru.” Komponen rudal yang diproduksi oleh Iran itu belum didistribusikan secara luas.
Urban menjelaskan bahwa sistem rudal tersebut belum pernah terlihat di Yaman sebelum konflik. Ia mengatakan pengiriman senjata canggih sesuai dengan pola yang dilakukan oleh Iran.
Urban mengungkapkan bahwa kapal perang AS telah enam kali mencegat kapal di wilayah yang menjadi tanggung jawab CENTCOM selama lima tahun terakhir yang melibatkan penyelundupan senjata secara tidak sah kepada proksi Iran di wilayah tersebut. Dua dari pecegatan telah terjadi dalam empat bulan terakhir.
Kapal perang USS Sherman mencegat sebuah kapal kecil pada November 2019. Baru-baru ini, kapal penjelajah dengan rudal berpemandu kelas Ticonderoga, Normandia, juga mencegat sebuah kapal pada bulan Februari ini. Urban mengatakan bahwa penyitaan baru-baru ini belum tentu merupakan tanda peningkatan kecil dalam operasi Iran untuk memasok milisi proksi di seluruh wilayah.
Dia mengatakan bahwa pencegatan kapal di CENTCOM adalah proses yang relatif “sulit” yang terkadang melibatkan keberuntungan karena luasnya laut dan kapal-kapal yang relatif kecil menyelundupkan senjata ilegal.
“Di antara senjata yang disita termasuk lebih dari 100 rudal anti-tank Iran Dehlavieh. USS Sherman menyita komponen-komponen untuk rudal jelajah anti-kapal Noor,” ungkap Urban seperti dilansir dari Military Times, Jumat (21/2/2020).
Urban mengatakan Iran berada di belakang penyelundupan senjata canggih ilegal kepada kelompok pemberontak Yaman, Houthi.
“(Penyelundupan) rudal anti-tank tidak hanya berjalan pergi tanpa persetujuan dari pemerintah Iran,” katanya.
“Penyitaan terhadap kapal itu juga termasuk perangkat pencitraan panas buatan Iran yang juga telah ditemukan di seluruh medan perang Suriah dan Irak,” tukas Urban