AS-Korsel Gelar Latgab, Korut: Uji Rudal untuk Pertahanan Diri
SEOUL – Peluncuran rudal yang baru-baru ini dilakukan Korea Utara (Korut) ke Laut Jepang adalah untuk pertahanan diri di tengah latihan militer gabungan Amerika Serikat (AS)- Korea Selatan (Korsel). Demikian laporan kantor berita Korut, KCNA, mengutip sekretaris Komite Sentral Partai Pekerja Korut.
“Kali ini, uji peluncuran peluru kendali taktis dari jenis baru adalah tindakan yang didasarkan pada hak untuk membela diri dari negara yang berdaulat,” kata Ri Pyong-chol.
“Dalam situasi saat ini, ketika Korea Selatan dan Amerika Serikat terus-menerus melakukan latihan militer berbahaya, mengimpor senjata ultra-modern, kami harus mengumpulkan pasukan militer untuk melindungi keamanan negara kami secara andal,” sambungnya seperti dikutip dari TASS, Sabtu (27/3/2021).
Dalam pernyataannya, pejabat Korut itu menganggap komentar Presiden AS Joe Biden, yang mengatakan bahwa uji coba itu melanggar Resolusi PBB 1718, sebagai “manifestasi permusuhan.”
“Pernyataan seperti itu oleh Presiden Amerika Serikat adalah pelanggaran terbuka atas hak untuk membela diri negara kami,” menurut pernyataan itu.
Pejabat Korut itu menekankan bahwa pemerintahan baru AS mengambil awal yang salah dalam politik. Selain itu, ia juga menyebut posisi otoritas Amerika sebagai sikap “berperang”, menambahkan bahwa sikap seperti itu menunjukkan lagi jalan mana yang harus diikuti Korut.
“Pernyataan tersebut menekankan bahwa otoritas DPRK bermaksud untuk terus membangun kekuatan militer,” katanya menggunakan akronim nama resmi Korut, Republik Rakyat Demokratik Korea.
Pada hari Kamis, Biden mengatakan bahwa uji coba rudal Korut melanggar Resolusi PBB 1718. Dia memperingatkan bahwa akan ada “tanggapan” jika Korut meningkat, tetapi mengisyaratkan bahwa dia terbuka untuk diplomasi.
Korut meluncurkan dua rudal balistik menuju Laut Jepang pada hari Kamis untuk pertama kalinya sejak 29 Maret 2020. Uji coba peluncuran rudal tersebut dicatat oleh Penjaga Pantai Jepang dan dikonfirmasi oleh militer Korea Selatan (Korsel) dan AS.
Menurut data Kementerian Pertahanan Jepang, kedua rudal tersebut terbang hingga jarak sekitar 450 km, meluncur ke titik penerbangan tertinggi kurang dari 100 km. Mereka berada di luar zona ekonomi eksklusif Jepang. Sementara itu, militer Korsel melaporkan bahwa rudal tersebut telah terbang ke titik tertinggi 60 km dan terbang hingga jarak sekitar 430 km.