AS Ketar Ketir China Rayu Sekutunya dengan Program Senjata Nuklir
WASHINGTON – Para pejabat dan anggota parlemen Amerika Serikat (AS) khawatir China menggunakan prospek akses ke teknologi terkait dengan program senjata nuklir untuk memikat sekutu Amerika ke orbit geopolitik Beijing. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pun membenarkan kekhawatiran tersebut.
“Saya yakin mereka benar,” kata Pompeo. “Tentu saja, dalam hal sistem rudal, kami telah melihatnya,” imbuhnya seperti dilansir dari Washington Examiner, Jumat (25/9/2020).
China dilaporkan telah memberi Arab Saudi bantuan dalam membangun fasilitas yang dapat memproses uranium, yang oleh pengamat kontrol senjata dianggap sebagai tanda bahwa Riyadh dapat bermitra dengan kekuatan komunis untuk mengembangkan program nuklirnya sendiri. Kecurigaan itu dibuat eksplisit selama dengar pendapat Senat yang luas tentang keadaan kebijakan Amerika di Timur Tengah, di mana sensitivitas topik menghalangi diskusi penuh tetapi tidak dapat menyembunyikan kegelisahan AS tentang apakah rencana keamanan Riyadh dapat menguntungkan China.
Pompeo tidak mengomentari secara eksplisit laporan terkait uranium tersebut, tetapi dia mengakui bahwa China menawarkan kemampuan rudal tidak hanya untuk meraup keuntungan finansial, tetapi juga untuk membangun aliansi baru dengan mengorbankan AS.
“Mereka mengembangkan teknologi ini, dan secara aktif mencari pasar di seluruh dunia,” ujar Pompeo.
“Tidak ada keraguan bahwa mereka menggunakan itu untuk keuntungan ekonomi, tetapi juga untuk menciptakan aliansi keamanan,” ia menambahkan.
Pengamatan itu menjadi kunci pengakuan bahwa upaya pemerintah baru-baru ini untuk menengahi kesepakatan perdamaian Arab-Israel, sebagian, merupakan upaya untuk menumpulkan upaya China untuk menjauhkan negara-negara Timur Tengah dari AS.Itulah mengapa (kami melakukan) apa yang kami lakukan di Timur Tengah dengan Abraham Accords dan koalisi yang kami bangun dan terus memastikan bahwa Amerika berinvestasi di tempat-tempat itu dan bahwa Barat terhubung dengannya Timur Tengah,” terang Pompeo.
“Ini akan membuat kumpulan opsi, sehingga negara-negara ini tahu bahwa mereka dapat mengandalkan teman baik dan mitranya di Amerika Serikat (dan) tidak harus beralih ke China untuk keamanan mereka,” tukasnya.