AS Dukung Aksi Demonstrasi Rakyat Lebanon
WASHINGTON – Rakyat Lebanon berhak untuk marah dengan pemerintah mereka atas penolakannya untuk memberantas korupsi dan Washington mendukung hak mereka untuk berdemonstrasi secara damai. Hal itu diungkapkan oleh pejabat senior Departemen Luar Negeri AS.
Ratusan ribu orang di Lebanon telah membanjiri jalan-jalan selama hampir satu minggu dalam gelombang demonstrasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka marah pada kelas politik yang mereka tuduh mendorong ekonomi ke titik kehancuran.
Menjelaskan aksi protes yang telah berlangsung lama itu, pejabat AS tersebut meminta pemerintah Lebanon untuk melakukan reformasi ekonomi yang diminta oleh rakyat. Ia menambahkan Beirut tidak harus mendapatkan “bailout” dari krisis.
“Orang-orang di Lebanon frustrasi. Kerumunan yang keluar sangat besar dan orang-orang ingin melihat tindakan. Pemerintah Amerika Serikat mendukung seruan mereka untuk tindakan reformasi guna memerangi korupsi,” kata pejabat itu.
“Ini bukan masalah baru. Krisis ekonomi yang dihadapi Lebanon saat ini adalah kereta yang lambat datang,” imbuhnya seperti dilansir dari VOA, Kamis (24/10/2019)
Pejabat, yang berbicara dengan syarat anonim, mengungkapkan bahwa Washington secara rutin melakukan kontak dengan Beirut. Namun, AS tidak sampai memberitahu apa yang harus dilakukan oleh Lebanon.
“Masih harus dilihat apakah rakyat Lebanon akan menerima apa yang telah diajukan,” katanya.
“Kami telah berbicara dengan mereka tentang reformasi untuk waktu yang sangat lama,” sambungnya.
Pejabat itu mengatakan Washington melihat perlu pengumuman reformasi darurat dilakukan tetapi mereka perlu diberlakukan untuk paket keuangan yang akan diluncurkan.
“Dana akan dikeluarkan ketika reformasi ini diberlakukan dan dilaksanakan,” katanya.
Para pengunjuk rasa yang mengibarkan bendera membuat jalan-jalan tertutup dengan kendaraan dan barikade darurat pada hari Rabu, hari ketujuh aksi demonstrasi. Asosiasi perbankan mengatakan bank-bank telah ditutup sejak Jumat dan akan tetap tutup pada Kamis waktu setempat. Sekolah juga ditutup.
Pemerintah Perdana Menteri Saad al-Hariri mengumumkan paket reformasi darurat pada hari Senin untuk mencoba meredakan kemarahan publik dan menjauhkan negara dari krisis keuangan yang membayangi.
Sebuah sumber mengatakan para pemimpin Lebanon sedang mendiskusikan kemungkinan perombakan pemerintah untuk meredakan protes. Otoritas Maronit Kristen tertinggi di Lebanon dan seorang politisi Druze terkemuka berusaha keras untuk melakukan perubahan, menyerukan agar para teknokrat yang memenuhi syarat untuk dimasukkan dalam perombakan pemerintah.