AS Akui Pemerintah Taliban jika Hormati Hak Wanita dan Hindari Ekstremisme
KABUL – Amerika Serikat (AS) mengatakan hanya akan mengakui pemerintahan Taliban di Afghanistan jika menghormati hak-hak perempuan dan menghindari gerakan ekstremis seperti Al-Qaeda.
“Pada akhirnya ketika menyangkut sikap kita terhadap pemerintahan masa depan di Afghanistan, itu akan tergantung pada tindakan pemerintah itu. Itu akan tergantung pada tindakan Taliban,” ungkap juru bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) AS Ned Price kepada wartawan ketika ditanya tentang pengakuan Washington pada rezim Taliban.
“Pemerintah Afghanistan masa depan yang menjunjung tinggi hak-hak dasar rakyatnya, yang tidak menampung teroris dan yang melindungi hak-hak dasar rakyatnya termasuk hak-hak dasar dasar dari setengah penduduknya, perempuan dan anak perempuannya, itu adalah pemerintah yang bisa kita ajak bekerja sama,” papar dia.
Dia mengatakan negosiator AS di Afghanistan, Zalmay Khalilzad, tetap berada di basis diplomatik Taliban di Qatar.
Menurut dia, para pejabat AS telah melakukan pembicaraan dengan para militan Taliban di Qatar.
Taliban pada Minggu mengambil alih Kabul dengan sangat mudah, menggulingkan pemerintah yang didukung militer asing selama dua dekade yang ditarik mundur Presiden AS Joe Biden.
Taliban memberlakukan aturan kejam pada perempuan selama pemerintahan 1996-2001 yang diakhiri dengan invasi AS, termasuk melarang pendidikan untuk anak perempuan.