Abaikan Pandemi Corona, Thanksgiving di Amerika Serikat Meriah
WASHINGTON – Kebanyakan rakyat Amerika Serikat (AS) mengabaikan pandemi corona di saat para pejabat lokal dan negara bagian meminta mereka untuk berdiam diri di rumah seiring dengan peningkatan jumlah kasus Covid-19 bersamaan dengan perayaan Thanksgiving. Itu dikarenakan penyediaan vaksin masih membutuhkan waktu beberapa pekan lagi.
Perayaan thanksgiving justru menjadi perhatian dan berlangsung meriah di saat banyak anggota keluarga AS berkumpul. Banyak warga AS yang memilih mudik dan kembali bersama keluarga mereka. Pusat perbelanjaan juga tampak ramai ketika banyak orang tua membeli hadiah bagi putra dan putri mereka.
Presiden terpilih AS Joe Biden juga bergabung dalam menyerukan agar warga AS mengutamakan kesehatan dan keselamatan. Dia meminta warga yang ikut dalam pertemuan keluarga besar untuk mengenakan masker dan menjaga jarak.
“Saya mengetahui kita bisa dan mengalahkan virus ini,” kata Biden di Wilmington, Delaware, dilansir Reuters. “Kehidupan akan kembali berlangsung normal. Saya berjanji kepada kalian. Ini akan terjadi. Ini tidak akan berlangsung selamanya,” kata politikus Partai Demokrat berusia 78 tahun.
Anthony Fauci, direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases, meminta masyarakat untuk merayakan thanksgiving dengan jumlah orang yang sedikit. “Jika kita bisa melakukan hal itu, kita akan segera melaluinya. Itu janji saya sebelum liburan,” kata Fauci.
Hal berbeda justru diungkapkan Presiden AS Donald Trump. “Saya meminta rakyat AS untuk berkumpul di rumah dan tempat ibadah untuk berdoa dan bersyukur kepada Tuhan atas banyak rakhmat-Nya,” kata Trump.
Bahkan, gedung Putih telah membagikan surat undangan pesta liburan kepada para donatur Partai Republik dan politikus. Sumber CNN menyebutkan undangan tersebut tidak menyebutkan adanya peringatan tentang Covid-19. Ibu Negara Melania Trump telah memilih nama tamu yang akan hadir dalam pesta yang akan digelar pada pertengahan Desember mendatang.
Jumlah kematian akibat korona telah mencapai 2.000 orang setiap harinya. Pada Selasa lalu, jumlah kematian karena corona sudah mencapai 2.157 orang atau satu orang setiap 40 detik. Jumlah warga yang dirawat di rumah sakit akibat korona sudah mencapai 89.000 orang. AS juga telah mencatat sebanyak 2,3 kasus korona baru dalam dua pekan terakhir.Hampir satu juta orang setiap harinya tampak melakukan perjalanan udara sejak pekan lalu. Pada Minggu (22/11/2020), sebanyak 1,047 juta orang berpegian dengan pesawat udara. Itu menjadi jumlah tertinggi sejak pandemi mulai berlangsung pada pertengahan Maret lalu.
“Ini memang sudah. Ini merupakan hari libur besar di AS. Thanksgiving. Tapi, situasinya saat ini kita hanya memainkan sesuatu yang aman di mana seharusnya tidak datang ke bandara, dan tidak berpegian,” kata juru bicara Bandara Los Angeles, Charles Pannunzio, kepada Reuters. Namun demikian, dia mengatakan jika masyarakat menginginkan berpegian, maka pihaknya akan melakukan hal terbaik agar perjalanan tetap bisa sehat dan aman.
Daliza Rodriguez, seorang guru berusia 33 tahun, memilih mudik ke Texas dari New York, dengan menggunakan pesawat. “Memang berisiko, tetapi kita ingin melihat keluarga,” katanya.
Kampus-kampus di AS juga meminta mahasiswanya untuk mengevaluasi jika menggelar perayaan thanksgiving dengan keluarga. Francesca Wimer, mahasiswa dari Northwestern University di Illinois, harus terbang ke rumahnya di Washington dengan mengenakan masker dan penutup wajah. Dia terpaksa mengisolasi diri di hotel selama 14 hari demi orang tua dan neneknya. “Kita tidak percaya dengan tes corona,” kata ibu Francesca, Cynthia Wimer.
Luke Burke, mahasiswa Universitas Syracuse di New York, awalnya berencana menghabiskan keluarganya di New Jersey. Namun, teman sekamarnya justru positif virus corona. “Saya meminta maaf karena saya tidak bisa bersama orang tua saya. Tapi, apa yang saya lakukan sudah benar,” jelas Burke.
Vaksin corona yang pertama mungkin akan tersedia dalam beberapa pekan ketika Badan Obat dan Makanan AS (FDA) mengeluarkan izin sekitar tanggal 10 Desember mendatang. FDA mungkin akan menyetujui vaksin Pfizer untuk digunakan secara darurat. Vaksin kedua yang mungkin akan disetujui adalah Moderna dalam beberapa pekan mendatang. Program Operation Warp Speed di bawah kendali Presiden Donald Trump diperkirakan akan merilis 6,4 juta dosis vaksin jika sudah ada persetujuan FDA.
Perayaan thanksgiving kali ini memang berbeda dengan tahun sebelumnya. AS dilanda dengan peningkatan jumlah pengangguran, banyak orang yang sakit, dan warga yang meninggal akibat virus korona.
“Presiden Trump justru bangga dengan kekuatan ekonomi AS dengan sinyal dari Wall Street. Dow Jones sudah mencapai 30.000. Kesuksesan pasar saham menjadi indikator keuangan AS lebih baik. Tapi, banyak rakyat AS mengalami kelaparan,” kata Jill Filipovic, seorang pengacara dan penulis ternama.
Lembaga nirlaba Feeding America memperkirakan hingga akhir tahun ini, lebih dari 50 juta rumah tangga AS mengalami gangguan pangan dan kesulitan mengakses makanan makanan sehat. Satu dari enam orang AS, termasuk 17 juta anak-anak mengalami kekurangan makanan.
“Para pakar mengatakan, saat ini adalah saat ini banyak warga AS mengalami kelaparan dan terburuk sejak 1998,” demikian laporan yang dikabarkan Washington Times.Kajian yang dilakukan Universitas Northwestern menyebutkan pandemi corona menyebabkan ketidakamanan pangan meningkat dua kali lipat. “Ketika anak-anak sudah lapar, maka mereka akan rawan sakit. Fungsi kognitif akan terganggu. Mereka akan mudah terserang asma dan anemia,” demikian laporan penelitian tersebut.
Filipovic mengkritik Trump yang tidak lagi peduli dengan rakyat AS yang kelaparan, sakit dan terisolasi. Pemerintah AS telah gagal bertindak dan menyelamatkan rakyat AS dari jurang pandemi dan kelaparan. Donasi kepada masyarakat membutuhkan menjadi kewajiban yang harus dilakukan.
“Kita membutuhkan kepemimpinan politik yang nyata dan kebijakan yang menjamin setiap orang AS bisa cukup makan dan atap untuk kepala mereka, serta fasilitas kesehatan yang mereka butuhkan,” kata Filipovic. Dia juga meminta pemerintah memperhatikan bisnis kecil dan menengah di tengah musim dingin yang sulit. “Kita membutuhkan pemimpin yang bekerja keras agar pandemi kini bisa dikendalikan,” paparnya.