Abaikan Kecaman Taliban, Biden Pastikan Serangan Drone AS Berlanjut
WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan serangandrone yang menewaskan dua petinggi ISIS-K di Afghanistan bukan yang terakhir. Ia memperingatkan bahwa situasi di lapangan sangat berbahaya dengan kemungkinan adanya serangan lain dalam beberapa jam mendatang.
“Serangan ini bukan yang terakhir. Kami akan terus memburu siapa pun yang terlibat dalam serangan keji itu dan membuat mereka membayarnya,” kata Biden dalam sebuah pernyataan.
“Komandan kami memberi tahu saya bahwa serangan sangat mungkin terjadi dalam 24-36 jam ke depan. Saya mengarahkan mereka untuk mengambil setiap tindakan yang mungkin untuk memprioritaskan perlindungan kekuatan,” imbuhnya seperti dikutip dari Al Jazeera, Minggu (29/8/2021).
Sebuah bom bunuh diri mengguncang bandara Kabul pada hari Kamis, menewaskan sedikitnya 175 orang, termasuk 13 tentara AS. Negara Islam di Provinsi Khorasan, ISKP (ISIS-K), mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Pentagon mengatakan serangan udara AS di Afghanistan menewaskan dua target tingkat tinggi ISIS-K dan menyebabkan satu lagi terluka. Pentagon juga memastikan tidak ada warga sipil yang menjadi korban.
“Mereka adalah perencana dan fasilitator ISIS-K. Itu cukup alasan di sana saja,” kata juru bicara Pentagon John Kirby.
“Fakta bahwa dua dari individu ini tidak lagi berjalan di muka bumi, itu hal yang baik,” imbuhnya.Taliban mengutuk serangan pesawat tak berawak AS terhadap anggota ISIS-k, dengan menggambarkan operasi itu sebagai serangan yang jelas di wilayah Afghanistan.
“Afghanistan sekarang adalah negara merdeka dan jika ada masalah, kami di sini untuk menanganinya. Ini adalah pelanggaran langsung terhadap kedaulatan negara kami,” kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid.
