72 Tahun Perang Korea, Pyongyang Siapkan Balas Dendam ke Seoul dan Washington
Jakarta – Korea Utara memperingati 72 tahun pecahnya Perang Korea dengan mengutuk “gerakan agresi” Washington dan Seoul, serta bersumpah untuk membalas dendam.
Peringatan Perang Korea pada Sabtu, 25 Juni 2022 ini, bersamaan dengan ketegangan yang meningkat di Semenanjung Korea.
Di tengah kekhawatiran Korea Utara dapat bersiap untuk melakukan uji coba nuklir pertamanya dalam lima tahun, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol dan Presiden AS Joe Biden setujun untuk mengerahkan lebih banyak senjata AS jika diperlukan untuk menghalangi Korut.
Kantor berita negara Korea Utara KCNA mengatakan pada hari Sabtu sejumlah organisasi pekerja telah mengadakan pertemuan untuk “bersumpah membalas dendam pada imperialis AS”, menyalahkan Amerika Serikat karena memulai Perang Korea 1950-1953.
Perang berakhir dengan gencatan senjata bukan perjanjian damai, yang berarti pasukan PBB pimpinan AS secara teknis masih berperang dengan Korea Utara.
Menurut laporan KCNA, Pyongyang mengecam Washington atas apa yang disebutnya “langkah agresi” yang dilakukan dengan Korea Selatan dan Jepang, dan mengatakan dorongan AS untuk mengerahkan “aset strategis” di Selatan bertujuan untuk memprovokasi perang lain.
Aset strategis biasanya dapat mencakup kapal induk, pesawat pengebom jarak jauh, atau kapal selam rudal.
“Perilaku kurang ajar AS seperti itu memicu kemarahan dan balas dendam rakyat Korea,” kata KCNA.
Menandai peringatan perang di Seoul, Yoon berjanji melakukan yang terbaik untuk melindungi kebebasan dan perdamaian.
“Kami akan mempertahankan postur keamanan yang kuat berdasarkan aliansi Korea Selatan-AS dan militer yang kuat yang didukung oleh sains dan teknologi,” tulisnya di Facebook.
Peringatan hari Sabtu datang di tengah kekhawatiran Pyongyang akan melakukan uji coba nuklir ketujuh, yang menurut pejabat AS dan Korea Selatan dapat terjadi “kapan saja”.