6 Bulan Pilot Susi Air Disandera OPM, Selandia Baru Buka Suara
Selandia Baru kembali buka suara soal warganya, pilot Susi Air bernama Philip Mark Mehrtens, yang belum juga dibebaskan setelah disandera Organisasi Papua Merdeka (OPM) sejak enam bulan lalu.
Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan (Ministry of Foreign Affairs and Trade/MFAT) Selandia Baru menyatakan keselamatan Mehrtens menjadi prioritas mereka.
“Kami melakukan apa saja yang kami bisa untuk mendapat resolusi damai dan pembebasan Phillip dengan aman,” demikian pernyataan MFAT yang dikirim via email kepada CNNIndonesia.com, Selasa (8/8).
Selandia Baru merilis pernyataan itu untuk menanggapi pertanyaan CNNIndonesia.com soal perkembangan terbaru operasi pembebasan Mehrtens.
Di kesempatan itu, MFAT juga menyatakan Selandia Baru bekerja sama dengan pihak berwenang dan telah mengerahkan staf konsuler ke Papua.
Mereka juga menyatakan Selandia Baru mendukung keluarga Mehrtens yang berada di Aotearoa dan di Indonesia.
Istri Mehrtens merupakan warga negara Indonesia. Pilot itu juga dilaporkan sempat tinggal beberapa tahun di RI.
“Mereka meminta privasi di situasi yang luar biasa menantang ini,” demikian pernyataan MFAT.
Di kesempatan terpisah, Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan mengungkap Mehrtens dalam kondisi sehat.
“Itu karena Egianus Kogoya menjaga sandera dari Selandia Baru itu dengan baik,” kata Izak pada 21 Juli, seperti dikutip Antara.
Izak mengungkapkan tak ada yang perlu dikhawatirkan mengenai kondisi Mehrtens.
“Egianus dan kelompoknya menjaga dengan baik sehingga apa yang harus dikhawatirkan?” ujar Izak.
Namun, TNI dan Polri, lanjut dia, terus melakukan langkah untuk membebaskan Mehrtens. Izak juga menegaskan tak ada operasi militer di wilayah Kodam XVII Cenderawasih.
“Termasuk dalam upaya membebaskan sandera yang masih ditawan kelompok krimial bersenjata pimpinan Egianus Kogoya,” ujar Izak.
OPM menyandera Mehrtens usai pesawat Susi Air mendarat di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga, pada 7 Februari lalu. Kelompok itu juga membakar pesawat tersebut.
Hingga kini, pihak berwenang Indonesia terus berusaha membebaskan Mehrtens.