Mengenal Desa Tetebatu di NTB, Keindahannya Diakui Dunia
Desa Wisata Tetebatu di Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi perwakilan Indonesia dalam ajang International Best Tourism Village, yang digelar oleh Organisasi Pariwisata Dunia PBB (UNWTO).
Desa ini berjarak sekitar 44,2 kilometer (km) dari Kota Mataram Mataram atau sekitar dua jam perjalanan jika menggunakan mobil.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno belum lama ini mengunjungi desa tersebut untuk melakukan sosialisasi.
Hal itu dilakukan sekaligus untuk mensukseskan Ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.
“Ini salah satu desa wisata terbaik, dan kita bisa lihat kalau desa ini memang sudah bangkit dalam segala bidang baik ekonomi maupun yang lainnya,” kata Sandiaga, seperti dikutip Kompas.com dari keterangan resmi yang diterima Senin (21/02/2022).
Desa Tete Batu adalah desa wisata yang lebih fokus pada sejarah.
Menurut Sandiaga, di desa tersebut ada sebuah pohon tua yang menjadi inspirasi dari penghargaan Kalpataru yang dicetuskan oleh mantan Menteri Negara Urusan Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Emil Salim dan sudah diberikan sejak 1981.
Tempat itu merupakan cikal-bakal wisata pertama di Tetebatu untuk dibangun penginapan pertama.
“Jadi, homestay di tetebatu sudah berkembang sejak lama. Ini bisa menjadi salah satu wisata sejarah sekaligus wisata sejarah Kesehatan.”
“Di desa ini memang banyak sejarah yang ditunjukan bagi masyarakat yang berkunjung,” tuturnya.
Sandi mengungkapkan, target peserta ADWI 2022 adalah 3.000 peserta yang terdiri dari desa wisata di seluruh Indonesia.
Target tersebut meningkat dari tahun sebelumnya karena daei pengalaman tahun sebelumnya, kata Sandiaga, kebangkitan ekonomi desa wisata banyak yang disebabkan oleh desa wisata.
Menurutnya, melalui ajang tersebut pihaknya ingin mencari desa-desa wisata baru di Indonesia yang dinilai menyimpan banyak potensi.
Ia berharap desa-desa wisata lainnya bisa ikut ajang ini dan menggali segala potensi yang ada untuk meningkatkan perekonomian masyarakat lokal setempat dan lebih dikenal luas, bahkan hingga ke mancanegara, seperti Desa Tetebatu.
Menikmati alam asri hingga berkemah
Dikutip dari Kompas.com, (29/08/2021), Desa Tetebatu berada di sebelah selatan kaki gunung Rinjani dan memiliki udara sejuk serta suasana pedesaan yang masih asri.
Suasana pedesaan dengan area persawahan terasering yang membentuk seperti undakan, dengan latar belakang pemandangan gunung Rinjani, juga menjadi daya tarik desa ini.
Di Tetebatu, wisatawan juga bisa melakukan berbagai aktivitas seperti berkemah dan bersepeda.
Bagi yang hobi bersepeda bisa langsung menjajal trek sepeda yang ada di Tetebatu.
Sementara jika tertarik untuk melihat aneka flora dan fauna, wisatawan bisa berjalan kaki ke area hutan Ulem-ulem di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani.
“Di sini wisatawan bisa melihat langsung black monkey (lutung) dan kera ekor panjang. Di malam hari ada celepuk Rinjani, rase (musang),” Kata Sekretaris Desa Tetebatu, Hermiwandi.
Hermiwandi menyebutkan, ada 13 lokasi air terjun di Tetebatu di antaranya air terjun Ulem-ulem, air terjun Sarang Walet, air terjun Durian indah, air terjun Tibu Topat, dan air terjun Tibu Bunter.
Selain itu, Desa Tetebatu juga memiliki dua jalur pendakian ke Gunung Rinjani, yakni melalui jalur Perompongan dan jalur Ulem-ulem.
“Di sini lebih alami. Kalau masuk kita seperti di bawah pepohonan di dalam hutan. Kalau lewat Sembalun kan savana, kalau di sini masih alami perjalanan dari sini cukup menarik karena masih alami,” ucapnya.
Kuliner khas Tetebatu
Jika penasaran dengan kuliner setempat, wisatawan bisa mencicipi masakan khas setempat, seperti sayur Pelalah yang berisi rebusan daun pakis muda dan kecambah yang disiram kuah kental berbumbu.
Ada pula sayur ares yang terbuat dari bagian dalam batang pohon pisang lalu dimasak dengan aneka bumbu dan santan.
Semua bahan baku masakan ini masih alami dan diperoleh dari kebun dan hutan di sekitar Desa Tetebatu.
Penyuka kopi juga bisa menyaksikan dan mencoba langsung proses pembuatan kopi hitam khas Lombok.
Menyaksikan pembuatan gula aren dan minyak kelapa secara tradisional menggunakan tungku dan kayu bakar juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.