Napalm Death Luncurkan Mini Album Ravaged by Brute Force
Pionir grindcore asal Inggris, Napalm Death, akan merilis mini album digital mereka, Logic Ravaged by Brute Force, pada 7 Februari mendatang. Mini album ini dirilis menyusul suksesnya tur internasional mereka dan di sela pengerjaan album baru. EP ini akan diluncurkan via Century Media Records dan menandai dimulainya Campaign for Musical Destruction bersama Eyehategod, Misery Index, Rotten Sound dan Bat.
Mini album itu berisi lagu baru dan juga rekaman cover lagu White Kross yang aslinya dibawakan Sonic Youth. Logic Ravaged by Brute Force adalah item koleksi Napalm Death. Mini album ini juga berarti merupakan teaser pertama bagi album baru band itu yang diperkirakan akan dirilis pada tahun ini.
“Mengikuti tradisi Napalm Death, kami punya banyak lagu baru dengan rasa berbeda. Jadi, secara alamiah, kami masuk wilayah single dan memilih Logic Ravaged by Brute Force. Kedinginan dan keputusasaan kord gitar yang menggoyangnya. Dan, kemudan, melihat kord mash Sonic Youth, cover White Kross ini sepertinya menaikkan dirinya melampaui pemaksaan lagu cover—atau filler—menjadi dinding suara runtuh yang epik,” ujar pentolan Napalm Death Mark “Barney” Greenway yang dikutip Blabbermouth.
Mini album 7 inci Logic Ravaged by Brute Froce itu tersedia dalam 5 versi. Di antaranya adalah black vinyl—unlimited, blue vinyl—200x keping via distro CM Eropa, light green vinyl—100x keping via toko online CM Eropa, neon yellow viny—100x keping via toko online CM Amerika Serikat dan orange vinyl—600x keping ekslusif dari tur band.
Sementara, Napalm Death belum mengumumkan tanggal resmi diluncurkannya album studio baru mereka. Album itu adalah album pertama yang dirilis sejak mereka meluncurkan Apex Predator—Easy Meat pada 2015. Album baru itu akan menampilkan gitaris Mitch Harris—yang cuti dari Napalm Death sejak akhir 2014 untuk berfokus pada kehidupan keluarganya.
Beberapa waktu lalu, Barney mengatakan, tema album baru Napalm Death itu adalah ‘yang lain’. “Satu contoh baik orang yang diperlakukan seperti yang lain adalah semuanya tentang imigran ini. Tidak semua orang, tapi ada persentasi tertentu populasi yang melihat mereka seperti sesuatu yang berbeda—seperti, bukan manusia, nyaris. Saya ingin menantang cara pemikiran itu. Tidak hanya ini adalah imigran lain atau apa pun yang ingin kalian sematkan pada orang yang bermigrasi. Ada hal lain juga—orang lain yang diperlakukan seperti ‘yang lain’. Saya ingin menyarankan sederhananya, secara umum, tidak perlu memperlakukan orang secara berbeda,” papar Barney.