Mon. Dec 23rd, 2024

Berita olahraga dan game online Trans7sport

Link altenatif Nagaliga : nagasuara.com ,trans7sport.com , Prediksinagaliga.com , nagaliga.xyz , nagaliga.me , nagaliga.info , nagaligasbo.com , nagaliga.best , nagaliga.club , nagaliga9.com , nagaligaqq.com , togelnagaliga.com

Munky dan Head Tegaskan Korn Bukanlah Band Rap Metal

KoRn dikenal sebagai band yang mempopulerkan aliran nu-metal di awal 90an dengan album perdana mereka, KoRn. Hingga saat ini, KoRn pun masih diperhitungkan di aliran musik ini dan memiliki pengaruh yang cukup besar. Nu-metal adalah subgenre metal alternatif yang mengombinasikan elemen musik heavy metal dengan elemen genre lain seperti hip hop, rock alternatif, funk, industrial dan grunge.

Bertahan hingga selama hampir 30 tahun dengan pengaruh yang besar, tentu tidak mudah bagi KoRn. Dalam wawancara dengan Premier Guitar, gitaris KoRn, James ‘Munky’ Shaffer dan Brian ‘Head’ Welch mengungkapkan, pasang surut band tersebut selama perjalanan karier mereka. Satu yang membedakan KoRn dengan band lain di genre nu-metal adalah mereka tidak nge-rap. Sebagian besar band di genre ini memiliki rapper sebagai vokalis mereka, tapi tidak dengan KoRn.

“Kami punya tepi yang lebih gelap dibanding banyak dari band itu dulu. Selain itu, kami juga bukan band rap-metal. Kami memang punya sejumlah tamu yang nge-rap. Tapi, Jonathan (Davis—vokalis KoRn) nggak pernah nge-rap. Dia selalu lebih gelap. Dia dewasa bersama The Cure dan terpengaruh Nine Inch Nails. Saya merasa dia berdiri sendiri,” papar Head, yang dikutip Blabbermouth.

“Selalu ada kaum puris yang bilang, ‘Itu bukan metal.’ Tapi, saya merasa seperti, ‘Yah, hey, bung, kami melakukan apa yang kami suka. Ini terdengar bagus dan terasa baik bisa membuat sesuatu yang berbeda.’ Selama bertahun-tahun, kami tetap menundukkan kepala dan berusaha untuk tidak memperhatikan apa yang dikatakan dan dilakukan orang lain. Ini terus berevolusi dan bekerja. Kami hanya benar-benar peduli kalau penggemar kami suka,” ujar Munky.

Selain sang vokalis yang tidak pernah nge-rap, banyak penggemar yang merasa lagu-lagu KoRn relate pada hidup mereka. Lirik-liriknya banyak yang beresonansi dengan mereka. Hal ini pun masih dipertahankan band asal Bakersfield itu sampai saat ini.

“Saya kira ketika kita semua tambah tua dan mulai menulis musik yang lebih berat, kemudian Jonathan mulai menggali lebih dalam dan menemukan suaranya. Itu sangat nyata dan itu beresonansi dengan orang. Itu membantu mereka melewati masa yang sulit dan membaut mereka merasa kalau mereka tidak sendirian,” tutur Munky.

“KoRn adalah terapi untuk Jonathan dan saya rasa itu terapi bagi banyak penggemar kami,” sahut Head.

“Kami tidak tahu kalau kami melakukan ini dan itulah keindahannya. Saya kira itulah mengapa ini bertahan begitu lama. Baru sekarang kami sadar kalau kami membantu banyak orang dengan musik,” kata Munky.

September lalu, KoRn merilis album baru mereka, The Nothing. Album ini dirilis 3 tahun setelah The Serenity of Suffering pada 2016. The Nothing di anak tangga ke-8 di Billboard 200 dengan 33.000 unit album terjual pada pekan pertama perilisannya. KoRn sejajar dengan Van Halen sebagai band dengan album yang masuk 10 besar di chart itu di antara band rock lainnya. Mereka mengungguli The Rolling Stones, The Beatles, Dave Matthews Band dan Santana. The Nothing adalah album ke-14 KoRn yang masuk top 10 album Billboard 200.

Leave a Reply

Categories

Social menu is not set. You need to create menu and assign it to Social Menu on Menu Settings.