Lalu Lintas di Jepang Dikacau Badai Salju
Lalu Lintas di Jepang Dikacau Badai Salju
TEMPO.CO, Jakarta – Salju lebat menyelimuti sebagian besar wilayah Jepang pada Rabu, 25 Januari 2023, hingga membuat lalu lintas macet, ratusan penerbangan dibatalkan, perjalanan kereta terganggu. Dilaporkan pula ada satu orang tewas dalam musibah ini.
Cuaca musim dingin yang tidak biasa dan sistem tekanan rendah telah membuat salju turun diikuti angina kencang yang meniup penjuru Jepang sejak Selasa, 24 Januari 2023. Cuaca buruk telah menyebabkan kekacauan di sejumlah negara Asia pada awal pekan ini.
Sebelumnya awal pekan lalu setidaknya 124 orang tewas membeku saat Afghanistan diselimuti suhu rendah. Suhu di Kota Mohe, Cina, pada Minggu 22 Januari 2023, turun hingga menyentuh rekor yakni -53 derajat. Mohe adalah Kota paling utara di Cina.
Sedangkan di Korea Selatan, ada hampir 500 penerbangan keluar-masuk Pulau Jeju dibatalkan pada Selasa, 24 Januari 2023 di tengah cuaca musim dingin yang keras. Jepang melaporkan salju tebal di sisi wilayah Jepang yang menghadapi ke arah Korea Selatan, di mana salju di Kota Maniwa sampai setebal 93 cm dalam tempo 24 jam saja.
Satu orang meninggal akibat badai ini dan dua kematian lainnya masih diinvestigasi karena terkait dengan badai pada Rabu pagi, 25 Januari 2023. Penerbangan domestik, termasuk maskapai ANA dan Japan Airlines membatalkan sekitar 450 penerbangan.
Kementerian Transportasi Jepang menjelaskan badai salju telah menutup 490 area di Jepang dan 57 jalur kereta, termasuk sebuah jalur kereta cepat yang terpaksa dihentikan operasionalnya secara nasional.
Ada sekitar 3 ribu orang terkatung-katung di dua stasiun kereta di wilayah barat Kota Kyoto setelah salju tebal dan angin kencang memaksa layanan kereta api menghentikan sementara layanan pada Selasa, 24 Januari 2023. Ada beberapa penumpang yang terpaksa tidur dilantai stasiun utama Kyoto. Ada pula orang lain yang terjebak di dalam kereta dan dalam sejumlah kasus ada kereta yang mengalami keterlambatan hingga dini hari.
Toyota Motor Corp melaporkan telah menghentikan sementara operasional di 14 pabriknya di Jepang pada Rabu, 25 Januari 2023, gara-gara gangguan salju lebat yang menutupi Negeri Sakura tersebut.