Donald Trump Ogah Dipidana, Ancam Akan Ada Kematian dan Kehancuran
Donald Trump Ogah Dipidana, Ancam Akan Ada Kematian dan Kehancuran
TEMPO.CO, Jakarta – Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump memperingatkan potensi kematian dan kehancuran jika dia dipidana. Ancaman itu diungkapkan Trump beberapa jam setelah jaksa New York menyelidiki pembayaran uang suap oleh dirinya kepada bintang porno Stormy Daniels.
Unggahan Donald Trump pada Jumat pagi, 24 Maret 2023 di situs media Trump’s Truth Social, merupakan yang terbaru dari serangkaian serangan verbal terhadap Jaksa Wilayah Manhattan Alvin Bragg sejak Sabtu lalu. Pekan lalu Trump mengatakan akan ditangkap pada Selasa.
Stormy Daniels, seorang aktris dan sutradara film dewasa yang nama aslinya adalah Stephanie Clifford, mengatakan dia menerima uang sebagai imbalan agar tetap diam tentang hubungan seksualnya dengan Trump pada 2006. Trump membantah pernah berselingkuh dengan Daniels. Dia menyebut pembayaran itu sebagai transaksi pribadi yang sederhana.
Dia mengatakan tidak melakukan kejahatan dan menyebut penyelidikan itu bermotivasi politik. Dewan juri Manhattan yang menyelidiki Trump tidak akan berkumpul kembali sampai minggu depan.
“Orang macam apa yang dapat menagih orang lain, dalam hal ini mantan Presiden Amerika Serikat, yang mendapat lebih banyak suara daripada Presiden mana pun dalam sejarah, dan kandidat utama (sejauh ini!) untuk pencalonan Partai Republik, dengan Kejahatan, ketika semua orang mengetahui bahwa TIDAK ADA Kejahatan yang telah dilakukan, & juga diketahui bahwa potensi kematian & kehancuran dalam tuduhan palsu semacam itu dapat menjadi bencana besar bagi Negara kita?” tulis Trump di media sosialnya, pada Juamat, 24 Maret 2023. Ia mengincar nominasi presiden dari Partai Republik 2024.
Trump mengklaim kekalahannya dalam pemilu presiden AS pada 2020 adalah hasil dari penipuan. Klaim itu menginspirasi para pengikutnya untuk melancarkan serangan mematikan pada 6 Januari 2021, di Capitol AS dalam upaya untuk menghentikan Kongres mengesahkan Joe Biden sebagai presiden AS. Biden mengalahkan Trump dari Partai Republik dengan lebih dari 7 juta suara.
Dalam kasus lain, jaksa Georgia sedang menyelidiki upaya Trump untuk membatalkan kekalahannya dalam pemilihan di sana. Penasihat khusus federal sedang menyelidiki upaya untuk membatalkan kekalahannya dan penghapusan dokumen rahasia dari Gedung Putih setelah Trump meninggalkan jabatannya.