JD.ID Umumkan Bakal Tutup Permanen, Ini Profilnya
TEMPO.CO, Jakarta – Perusahaan e-commerce JD.ID mengumumkan akan menutup platformnya secara permanen mulai 15 Februari 2023. Perusahaan ini merupakan anak perusahaan asal China, JD.com.
“Dengan berat hati, kami memberitahukan bahwa JD.ID akan berhenti menerima pesanan Anda mulai tanggal 15 Februari 2023. JD.ID dan semua layanannya akan dihentikan pada 31 Maret 2023,” tulis JD.ID dalam laman resminya.
Lebih lanjut, JD.ID memberi waktu bagi seluruh mitra pengguna dan penjual untuk menyelesaikan transaksinya hingga akhir Maret 2023. Jika pelanggan memiliki pertanyaan lain, bisa menghubungi layanan pelanggan JD.ID di 1500 618.
JD.ID juga menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh pelanggan, penjual, mitra, dan karyawan atas dukungan yang telah diberikan dalam perjalanannya selama ini. “Kami berharap dapat kembali melayani Anda di masa depan. Terima kasih,” tulis JD.ID
Profil JD.ID
JD.ID adalah anak perusahaan China, JD.com. JD.com didirikan oleh Liu Qiangdong atau yang dikenal Richard Liu pada 18 Juni 1998 di Cina.
Mulanya, JD adalah perusahaan di bidang ritel. Liu pada waktu itu menyewa stan kecil seluas 4 m2 di salah satu pusat perbelanjaan produk teknologi di Beijing, Zhongguancun. Bisnisnya pun mengalami lompatan.
Pada 2003, Liu berhasil memperluas usahanya dan membawa semua jenis produk elektronik, sehingga menjadi jaringan bisnis ritel sukses dengan dua belas toko di seluruh wilayah Beijing, Shanghai, dan Shenyang.
Namun, pada waktu itu wabah SARS merebak di China. Usahanya pun terancam. Liu mulai memposting produknya ke papan buletin online. Pada tahun 2004, Liu menciptakan JD.com, sebuah toko online serba ada.
Liu memastikan pelayanan pelanggan di JD.com. E-commerce ini memberikan pengalaman belanja online kelas satu dalam setiap langkah dan proses. Setiap pelanggan membuat pesanan di JD.com, perusahaan bertanggung jawab atas produk tersebut sejak produk itu meninggalkan gudang JD, berpindah ke pusat pemenuhan regional atau nasional, dan hingga sampai ke pintu rumah pelanggan.
Di tangan Liu, JD tidak hanya menjadi situs web belanja online paling terpercaya di China, tetapi juga perusahaan dengan inovasi tak tertandingi dalam bidang teknologi dan logistik. Menurut Forbes, jumlah kekayaannya tercatat lebih dari US$ 11 miliar atau sekitar Rp 164 triliun.
Sementara JD.ID, dikutip dari laman resminya, pertama kali beroperasi di Indonesia pada November 2015. Perusahaan e-commerce ini memiliki 12 kategori pilihan produk, mulai dari produk untuk ibu dan anak, smartphones, perangkat elektronik, hingga produk luxury.
Jumlah produk yang ditawarkan JD.ID sekitar 10 ribu stock keeping unit (SKU) pada 2015. Jumlah ini tumbuh pesat pada 2016 menjadi 100 ribu SKU. Selain itu, JD.ID turut jasa pengiriman yang menjangkau 365 kota di seluruh Indonesia, dengan ribuan armada yang siap mengantarkan pesanan kepada para pelanggan.
Dalam promosinya, JD.ID mempromosikan lima jaminan pada konsumen. Pertama, perlindungan konsumen. “Kami akan mengembalikan uang Anda secara penuh, jika barang tidak sesuai dengan deskripsi atau berkualitas buruk,” tulis JD.ID dalam laman resminya.
Kedua, jaminan pengiriman. Jika barang tidak dikirim, JD.ID akan mengembalikan uang konsumen secara penuh.
Ketiga, pembayaran aman. Ada beragam pilihan metode pembayaran yang aman dan bervariasi. Keempat, respon cepat. Pertanyaan pelanggan akan ditanggapi dalam waktu 24 jam.
Kelima, jaminan keaslian. “Kami menjamin produk yang kami jual 100 persen bukan barang palsu,” tulis JD.ID.