Pedagang Pasar Sebut Harga Bahan-bahan Pokok Ini Terus Naik hingga H-1 Lebaran
Pedagang Pasar Sebut Harga Bahan-bahan Pokok Ini Terus Naik hingga H-1 Lebaran
TEMPO.CO, Jakarta – Ikatan Pedagang Pasar Indonesia atau Ikappi membeberkan catatannya ihwal kenaikan harga bahan pokok menjelang Lebaran Idul Fitri 2023. Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikappi, Abdullah Mansuri mengatakan beberapa komoditas mulai mengalami kenaikan pada H-8 sampai H-7 namun masih stabil.
“Saat ini beberapa komoditas masih relatif stabil tinggi tidak ada penurunan karena menjelang demandnya juga tinggi,” kata Abdullah dalam keterangan rilis, Selasa, 18 April 2023.
Sehingga, menurutnya, ada beberapa kenaikan harga komoditas yang wajib diwaspadai oleh masyarakat. Di antaranya kenaikan harga beras medium menjadi lebih dari Rp 12.000 per kilogram. Kemudian harga beras premium yang kini di atas Rp 13.500 per kilogram. Ikappi mencatat beras medium dan premium rata-rata naik sekitar Rp 200 setiap harinya.
Tidak hanya harga beras, komoditas pangan yang harganya naik yaitu telur, ayam, dan daging sapi. Bahkan, ia mencatat harga minyak goreng kemasan sederhana atau Minyakita sudah mencapai Rp 16.000 per liter. Kemudian harga tepung terigu dan buah-buahan juga mengalami kenaikan berkisaran sekitar 20 persen.
Lalu harga gula naik menjadi sekitar Rp 14.500. Harga bawang merah juga naik menjadi Rp 45.000 dan bawang putih menjadi Rp 36.000. Ikappi memperkirakan komoditas-komoditas ini masih akan terus mengalami kenaikan hingga H-1 menjelang Idul Fitri.
Namun, ia memprediksi harga bahan pokok tersebut akan mengalami penurunan pasca Lebaran. Setelah itu, akan memasuki fase ke tiga fase dimana akan terjadi kenaikan setelahnya.
Adapun kenaikan harga komoditas itu, menurut Ikappi, disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, karena tidak banyak pedagang yang berjualan saat msa libur Lebaran. Kedua, tidak banyak petani melakukan panen karena libur. Ketiga, terganggunya distribusi karena arus mudik dan arus lebaran sehingga banyak yang tidak melakukan kegiatan distribusi.
“Di fase ini perlu diwaspadai karena biasanya pada H+1 sampai H+7 akan ada kenaikan beberapa komoditas karena suplai dan demandnya tidak seimbang,” tutur Abdullah.