Kemendag Gandeng KDEI Taiwan Selidiki Zat Pemicu Kanker dalam Indomie Rasa Ayam Spesial
Kemendag Gandeng KDEI Taiwan Selidiki Zat Pemicu Kanker dalam Indomie Rasa Ayam Spesial
TEMPO.CO, Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) buka suara soal temuan zat pemicu kanker dalam mie instan merek Indomie rasa ayam spesial oleh Departemen Kesehatan Taipei. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Budi Santoso menyatakan akan menggandeng Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei untuk menyelidiki temuan itu.
“Nanti saya coba komunikasikan dengan KDEI Taiwan. Tapi jika terbukti tidak melanggar, kami komunikasikan dengan otoritas Taiwan melalui perwakilan Indonesia di Taiwan,” ujar Budi saat ditemui di kantor Kemendag, Jakarta Pusat pada Kamis, 23 April 2023.
Dia menjelaskan setiap produk yang diekspor ke Taiwan, memang harus memenuhi sejumlah syarat. Misalnya produk makanan instan, kata dia, kandungannya harus memenuhi standar yang ditetapkan departemen kesehatan setempat.
Sedangkan di Indonesia, menurut dia, standar kandungan yang diterapkan untuk makanan instan kerap berbeda dengan negara lainnya. “Jadi kami harus menyesuaikan, tapi nanti dicek dulu apakah benar seperti itu,” ujarnya.
Departemen Kesehatan Taipei merilis hasil pemeriksaan mie instan yang tersedia di Taipei pada 2023. Dilansir Channel NewsAsia, departemen tersebut menemukan ada kandungan etilen oksida, senyawa kimia yang terkait dengan limfoma dan leukemia dalam produk mie instan dari dua negara di Asia Tenggara.
Dua merek tersebut adalah Indomie: Special Chicken Flavour” (Indomie: Rasa Ayam Spesial) dari Indonesia dan Ah Lai White Curry Noodles” (Mie Kari Putih Ah Lai) dari Malaysia.
Kasus serupa juga perang terjadi di Hong Kong. Produk mie instan asal Indonesia Mie Sedaap pada Oktober 2022 dinyatakan mengandung etilen oksida, pestisida yang berpotensi menyebabkan kanker. Pestisida jenis ini juga telah dilarang oleh Uni Eropa. Namun setelah dilakukan pengecekan, kata Budi, produk yang dinilai bermasalah bukanlah produk mi asal Indonesia.
“Bisa kami selesaikan sih waktu itu akhirnya dari pihak Taiwan kan waktu itu, dari Badan POM-nya Taiwan kan pernah ke sini untuk memberlakukan verifikasi. Jadi bisa diselesaikan dengan baik sih waktu itu,” kata Budi.
Kendati demikian, Budi mengaku belum bisa memastikan apakah produk yang beredar di Taiwan sama dengan yang ada di Tanah Air. Karena itu, Budi meminta agar masyarakat menunggu kelanjutan penyelidikan pihak terkait. Dia berjanji akan segera mengirimkan perwakilan dari Kemendag agar proses pemeriksaan bisa segera rampung.