Taliban: Wanita Tak Bisa Jadi Menteri, Mereka Harus Melahirkan
KABUL – Taliban menolak kemungkinanwanita menjadi menteri di dalam pemerintahan baru Afghanistan yang mereka bentuk. Menurut mereka, kaumwanita harus melahirkan dan tak perlu memikul beban pemerintahan.
Pemerintahan baru itu telah membuat marahpara wanita Afghanistan karena semua kursi kabinet diisi laki-laki. Sebagai respons, mereka mempertaruhkan nyawa dengan unjuk rasa turun ke jalan.
Menanggapi protes dan kemarahan kaum wanita, juru bicara Taliban Sayed Zekrullah Hashimi dalam sebuah wawancara dengan Tolo News, memberikan jawaban.
“Seorangwanita tidak bisa menjadi menteri, itu seperti Anda meletakkan sesuatu di lehernya yang dia tidak bisa membawanya,” katanya, yang dilansir Jumat (10/9/2021).
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwawanita tidak perlu berada di kabinet. “Wanita harus melahirkan,” ujarnya.
“Para pengunjuk rasawanita tidak dapat mewakili semua perempuan di Afghanistan,” imbuh jubir Taliban tersebut.
Parawanita Afghanistan telah terhuyung-huyung di bawah ketakutan kehilangan semua keuntungan yang telah mereka buat selama dua dekade terakhir dalam hal hak-hak sipil sejak pemerintahan Taliban kembali di negara itu pada bulan Agustus lalu.
Sementara Taliban bersumpah untuk menghormati hak-hak perempuan, beberapa contoh kebrutalan mereka pertontontkan terhadap yang memprotes penolakan kebebasan untuk bekerja dan melakukan hal-hal yang dianggap kelompok itu di luar batas mereka.
Menurut laporan media lokal, para perempuan Afghanistan yang memprotes pemerintah baru di Kabul diusir oleh Taliban pada hari Rabu.
Taliban menggunakan cambuk dan tongkat terhadap para pengunjuk rasa perempuan dalam tindakan keras terhadap perbedaan pendapat.
Video dan gambar menunjukkan para demonstran perempuan berteriak: “Hidup para perempuan Afghanistan”.
Beberapa memegang plakat bertuliskan: “Tidak ada pemerintah yang dapat menyangkal kehadiran perempuan” dan “Saya akan menyanyikan kebebasan berulang-ulang.”
Taliban, menurut para saksi, juga memukuli wartawan yang meliput demonstrasi itu.