Korban Selamat Bom Bandara Kabul: ‘Saya Melihat Kiamat’
KABUL – Ibu Kota Afghanistan , Kabul, adalah kota yang kerap diguncang ledakan. Sudah tidak terhitung nyawa yang melayang akibat serangan bom, baik itu bom bunuh diri atau pun bom mobil. Meski begitu, adegan-adegan setelah bom kembar merobek kerumunan yang berkerumun di luar bandara Kabul adalah apokaliptik.
Untuk satu orang, mantan karyawan kelompok pengembangan internasional dengan visa imigran khusus Amerika Serikat (AS), hari dimulai lebih awal.
Dia bergabung dengan ribuan orang di sekitar bandara Kabul berharap untuk melewati gerbang dan naik ke salah satu penerbangan yang mengangkut masuk dan keluar di hari-hari terakhir evakuasi udara.
Dia telah berada dalam antrian di dekat Gerbang Biara bandara selama sekitar 10 jam ketika, sekitar pukul 5 sore, sebuah ledakan kuat meledak.
“Seolah-olah seseorang menarik tanah dari bawah kaki saya; untuk sesaat saya pikir gendang telinga saya pecah dan saya kehilangan indra pendengaran saya,” kata pria itu.
“Saya melihat tubuh dan bagian tubuh terbang di udara seperti tornado membawa kantong plastik ke udara. Saya melihat tubuh, bagian tubuh, pria tua dan terluka, wanita dan anak-anak berserakan di lokasi ledakan,” tuturnya.
“Tidak mungkin melihat kiamat dalam kehidupan ini, tetapi hari ini saya melihat hari kiamat, saya menyaksikannya dengan mata kepala sendiri,” imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (27/8/2021).
Pria itu tidak ingin disebutkan namanya, karena di sebuah kota yang sekarang di bawah kekuasaan Taliban , banyak yang terkait dengan pemerintah yang didukung Barat dan kelompok masyarakat sipil yang tumbuh di sekitarnya takut akan aksi pembalasan.Taliban telah berusaha untuk meyakinkan warga Afghanistan bahwa mereka akan menghormati hak-hak mereka dan tidak keluar untuk membalas dendam.
Kabul kerap diguncang bom bunuh diri yang sering terjadi dalam 20 tahun sejak Taliban pertama kali digulingkan dari kekuasaan, dan penduduk kota itu telah terbiasa dengan polisi dan tim keamanan yang menutup lokasi ledakan serta membawa pergi korban tewas dan terluka.
Hari ini, ketika yang terluka ditolong pergi atau dibawa dengan gerobak dorong, sangat mengejutkan para penyintas yang dibiarkan tersandung puluhan mayat berlumuran darah yang terlempar akibat ledakan ke selokan.
“Hari ini tidak ada yang menangani masalah ini dan memindahkan mayat dan yang terluka ke rumah sakit atau membawa mereka keluar dari pandangan umum,” kata saksi.
Mayat dan luka-luka tergeletak di jalan dan di saluran pembuangan. Air kecil yang mengalir ke dalamnya telah berubah menjadi darah.
“Secara fisik, saya baik-baik saja…tapi saya tidak berpikir luka mental dan syok yang saya alami dari ledakan hari ini akan membuat saya hidup normal,” ucapnya.