Facebook, Twitter, LinkedIn Amankan Akun Pengguna di Afghanistan
MENLO PARK – Facebook, Twitter, dan LinkedIn menyatakan bahwa mereka telah mengamankan akun warga Afghanistan untuk melindungi mereka agar tidak menjadi sasaran di tengah pengambilalihan negara oleh Taliban.
Facebook sementara akan menghapus kemampuan orang untuk melihat atau mencari daftar teman dari akun di Afghanistan. Hal tersebut dikatakan oleh kepala kebijakan keamanan Nathaniel Gleicher dalam tweetnya, dikutip dari Reuters, Sabtu (21/8).
Gleicher juga mengatakan perusahaan telah meluncurkan “alat satu klik” bagi pengguna di Afghanistan untuk mengunci akun mereka. Dengan begitu orang-orang yang bukan teman Facebook mereka tidak akan dapat melihat posting timeline mereka atau membagikan foto profil mereka.
Sementara itu Twitter, mengatakan pihaknya berhubungan dengan mitra masyarakat sipil untuk memberikan dukungan kepada kelompok-kelompok di negara tersebut.
Twitter juga akan bekerja sama dengan Internet Archive untuk mempercepat permintaan langsung menghapus tweet yang diarsipkan .
Twitter juga mengatakan secara proaktif memantau akun yang berafiliasi dengan organisasi pemerintah dan menangguhkan sementara akun sambil menunggu informasi tambahan untuk mengonfirmasi identitas mereka.
Sedangkan seorang juru bicara LinkedIn mengatakan situs jaringan profesional itu untuk sementara menyembunyikan koneksi penggunanya di Afghanistan sehingga pengguna lain tidak dapat melihatnya.
Dikabarkan kelompok hak asasi manusia telah menyuarakan keprihatinan bahwa Taliban dapat menggunakan platform online untuk melacak jejak digital atau koneksi sosial warga Afghanistan.
Amnesty International mengatakan minggu ini bahwa ribuan warga Afghanistan, termasuk akademisi, jurnalis dan pembela hak asasi manusia, berada pada risiko serius pembalasan Taliban.