Cerita Pernah Di-bully, Megawati Ungkap Perbedaan Sumbar Sekarang dan Dulu
JAKARTA – Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri menilai daerah Sumatera Barat (Sumbar) kini telah berbeda. Mega menilai dulu Sumatera Barat selalu menghasilkan tokoh-tokoh terkenal.
“Dulu saya tahu banyak sekali tokoh dari Sumbar. Kenapa menurut saya sekarang kok kayaknya tidak sepopuler dulu kah atau emang tidak ada produknya?” kata Megawati Soekarnoputri dalam acara LIVE WEBINAR tema “Bung Hatta Inspirasi Kemandirian Bangsa” dalam kanal YouTube BKNP PDIPerjuangan, dikutip Kamis (12/08/2021)
Megawati bercerita, ketika menyambangi Sumatera Barat dirinya selalu merasakan adanya naluri kegotongroyongan. Daerah tersebut sangat kental dengan tradisi keislaman, namun tetap bisa menempatkan peran-peran tokoh.
“Tapi juga ada saat bersamaan juga menempatkan peran tokoh adat yang disebut ninik mamak, alim ulama, kaum cadiak pandai ke semuanya merupakan kepemimpinan yang khas yang disebut Minangkabau sehingga bukannya istilah tapi seperti panggilan, Tungku Tigo Sajarangan,” ujar Megawati.
Namun, semakin ke sini, Megawati semakin sering bertanya-tanya, Sumatera Barat menjadi sangat lain di era sekarang. Dia pun bercerita pengalaman dibully bersama anaknya, Puan Maharani.
“Kok malah ke sini saya mulai berpikir, saya sering berdiskusi karena di Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), saya sebagai ketua dewan pengarah. Itu ada Buya Syafi’i, saya suka bertanya kepada beliau ‘kenapa Sumatera Barat yang dulu pernah saya kenal sepertinya sekarang sudah mulai berbeda ya?’,” ujar Megawati
“Suatu waktu pernah saya, Mbak Puan di-bully, saya sampai bingung kenapa saya di-bully ya? Padahal dari yang saya mendapatkan sebuah pengertian itu kan ada Bundo Kandung. Jadi itu yang maksud saya. Apakah itu sudah tidak berjalan lagi?” tanyanya.
Oleh sebabnya, Megawati pun bertanya-tanya kemana para tokoh yang tergabung dalam Tigo Tungku Sajarangan tersebut. Dia pun menyinggung tokoh-tokoh Sumatera Barat yang terkenal dari sebelum kemerdekaan sampai setelah masa kemerdekaan.
“Sumbar ketika setelah dari sebelum kemerdekaan sampai setelah merdeka katakan lah, sampai selesai juga, Bung Karno itu kan tokoh-tokohnya luar biasa lho. Saya sebut, Pak Sutan Sjahrir, Tan Malaka, Muhammad Yamin, Agus Salim, Rasuna Said, lalu ada Buya Hamka, Moh Natsir, Abdul Muis, Adnan Kapau Gani, ada Ibu Rohana Kudus, Bagindo Azizchan, dan masih banyak lagi, belum lagi Imam Bonjol. Bayangkan sampai zaman bapak saya itu saya ingat, itu banyak lho,” terangnya
“Nah, sekarang apa karena tadi tidak ada atau sudah bubarkah yang namanya Tungku Tigo Sajarangan ini? Apakah hanya sebagai sebuah kenangan atau hanya sebuah simbol saja ? Nah itu yang perlu menerangkan itu mereka yang dari Sumbar” tegasnya.