Ledek ICC, Duterte Sebut Perang Narkoba Filipina Masih Jauh dari Selesai
MANILA – Presiden Rodrigo Duterte mengatakan perang melawan narkoba di Filipina masih jauh dari selesai meski sudah berlangsung lima tahun dan menewaskan ribuan orang. Komentar itu sebagai ledekan terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) yang berniat menyelidiki dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan dari perang narkoba tersebut.
Duterte, dalam pidato kenegaraan terakhirnya, membela kampanye perang narkoba-nya, dengan mengatakan kampanye itu telah menurunkan kejahatan dan meningkatkan perdamaian dan ketertiban.
Duterte, 76, tidak memenuhi syarat untuk dipilih kembali sebagai presiden, tetapi telah mengisyaratkan bahwa dia akan mencalonkan diri sebagai wakil presiden. Isyarat itu dilihat oleh para kritikus sebagai upaya “pintu belakang”-nya untuk kembali berkuasa.
Sebelum Duterte pidato, ratusan aktivis turun ke jalan di Manila meskipun ada ancaman varian Delta yang lebih menular dari virus corona, membawa spanduk yang mengkritik catatan hak asasi manusia (HAM) Duterte dan penanganannya terhadap krisis COVID-19.
Bulan lalu, jaksa ICC meminta lampu hijau untuk meluncurkan penyelidikan formal atas pembunuhan dalam perang narkoba, dengan mengatakan kejahatan terhadap kemanusiaan bisa saja dilakukan.
Duterte, yang telah menantang ICC untuk mengadilinya, mengejek pengadilan itu lagi, dengan mengatakan dia tidak pernah menyangkal bahwa dia akan membunuh orang yang akan menghancurkan negaranya.
“Saya tidak pernah menyangkal, dan ICC dapat merekamnya: mereka yang menghancurkan negara saya, saya akan membunuhnya. Dan mereka yang menghancurkan orang-orang muda di negara kita, saya akan membunuh Anda. Saya benar-benar akan menghabisi Anda, karena saya mencintai negara saya,” paparnya.