Arab Saudi Ajak Italia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2030
RIYADH – Arab Saudi berniat untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2030. Menariknya, untuk memuluskan rencana tersebut Arab Saudi dilaporkan mengajak Italia untuk saling bekerja sama.
FIFA saat ini meminta tuan rumah Piala Dunia lebih dari satu, maka Arab memilih Italia sebagai partner untuk menyelenggarakan pesta sepak bola 2030. Menurut laporan dari The Athletic yang dikutip dari Sportbible, Sabtu (17/7/2021), keinginan Arab Saudi menggandeng Italia menjadi tuan rumah Piala Dunia 2030 pun akan dibantu oleh Perusahaan Amerika Serikat, Boston Consultancy Group.
Awalnya
Arab Saudi tertarik mengajak Mesir dan Maroko untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2030. Namun, dua negara Afrika itu dianggap kurang layak untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia karena sarana dan prasarana yang kurang memadai.
Alasan itulah yang pada akhirnya membuat Arab Saudi melirik Italia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2030. Toh Presiden Federasi Sepakbola Italia (FIGC), Gabriele Gravina juga sudah mengatakan keinginannya untuk menjadikan Italia untuk menjadi tuan rumah Piala Eropa 2028 dan Piala Dunia 2030.
Dengan memiliki niatan yang sama untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2030, Arab Saudi merasa kenapa tidak kerja sama saja dengan Italia? Tentu jika kerja sama itu terjadi, maka masalahnya nanti adalah soal jarak, karena Arab Saudi dan Italia setidaknya memiliki jarak 2200 mil atau sekira 3540 km.
Akan tetapi, menariknya adalah jarak Arab Saudi ke Italia sebenarnya bukanlah masalah besar. Sebab di Piala Eropa 2020 kemarin saja, ada tim yang harus bepergian sejauh 2200 mil ketika sehabis bermain di London, Inggris dan harus pergi ke Baku, Azerbaijan untuk laga selanjutnya.
Lalu pada Piala Dunia 2026 mendatang, di mana Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko menjadi tuan rumahnya, ada jarak hampir 3000 mil (4828 km) yang harus ditempuh oleh tim yang berpartisipsi di kompetisi tersebut.
Jadi, sebenarnya jarak bukanlah masalah utama dalam wacana Arab Saudi dan Italia menjadi tuan rumah Piala Dunia 2030. Tapi tetap saja banyak pihak yang merasa aneh jika tuan rumah berada di benua dan konfederasi yang berbeda.
