Kerusuhan Afrika Selatan Bak Medan Perang, 72 Orang Tewas, 200 Mal Dijarah
DURBAN – Korban tewas di Afrika Selatan meningkat menjadi 72 orang dalam kekerasan yang melanda beberapa wilayah setelah mantan Presiden Jacob Zuma dipenjara. Situasi di negara itu pun bak medan perang.
Jumlah ini termasuk 10 orang tewas terinjak-injak saat penjarahan pada Senin malam di satu pusat perbelanjaan di Soweto.
BBC memfilmkan seorang bayi yang dilempar dari gedung di Durban yang terbakar setelah toko-toko di lantai dasar
Militer telah dikerahkan untuk membantu polisi yang kewalahan sejak kerusuhan dimulai pekan lalu.
Mereka yang mencuri dari toko-toko di lantai dasar Smith Street telah menyalakan api yang berkobar, mempengaruhi mereka yang tinggal di lantai atas.
Wartawan BBC Nomsa Maseko mengatakan setelah menangkap bayi itu, orang yang lewat dan tetangga bergegas mencari tangga untuk membantu warga lain, termasuk anak-anak, untuk menyelamatkan diri dari kebakaran.
Sang ibu bertemu kembali dengan bayinya, tetapi terlalu emosional untuk berbicara. Layanan penyelamatan tiba setelah sekitar 20 menit untuk membantu memadamkan api.
Seberapa parah kerusakannya? “Lebih dari 200 mal pusat perbelanjaan telah dijarah pada Senin sore,” ungkap CEO Business Leadership Afrika Selatan, Busisiwe Mavuso pada kantor berita Bloomberg.
Beberapa pusat perbelanjaan di Soweto, kota terbesar di Afrika Selatan yang pernah menjadi rumah bagi Nelson Mandela, telah dirampok habis-habisan.
Di Soweto, banyak ATM dibobol, restoran, toko yang menjual alkohol, dan toko pakaian semuanya dibiarkan compang-camping setelah dijarah.Tentara yang bekerja sama dengan polisi berhasil menangkap beberapa perusuh. Secara total hampir 800 telah ditangkap, tetapi penegakan hukum masih kalah jumlah.
“Di KwaZulu-Natal, tempat ternak juga dicuri, kerusuhan berlanjut dengan ambulans yang diserang perusuh di beberapa daerah,” papar portal berita TimesLive.
Rekaman video menunjukkan bank darah dijarah di Durban saat Ramaphosa berbicara kepada seluruh rakyat pada Senin malam.