Fri. Nov 22nd, 2024

Berita olahraga dan game online Trans7sport

Link altenatif Nagaliga : nagasuara.com ,trans7sport.com , Prediksinagaliga.com , nagaliga.xyz , nagaliga.me , nagaliga.info , nagaligasbo.com , nagaliga.best , nagaliga.club , nagaliga9.com , nagaligaqq.com , togelnagaliga.com

Cegah Gigi Berlubang pada Anak, Orang Tua Wajib Lakukan Pengawasan

JAKARTA – Berdasarkan survei pada anak-anak usia dini hingga usia masuk sekolah dasar, tingkat gigiberlubang pada mereka masih cukup tinggi. Hal itu memerlukan peran orang tua untuk pengawasan serta pendampingan yang baik dalam membuat anak-anak terbiasa merawat giginya khususnya prilaku menyikat gigi dengan benar, dan harus dilakukan berulang-ulang.

Demikian sebagaimana disampaikan Ketua Pelaksana, Drg.Carolina DM, SpPros., PhD saat membuka acara “Pelatihan Kebiasaan Membersihkan Rongga Mulut dan Pola Makan Anak Pada Orang Tua Anak Usia SD” yang diikuti 35 pasangan suami istri yang berdomisili di Serpong, Tangerang Selatan, belum lama ini. Hadir dalam kegiatan ini dua narasumber yaitu Prof. drg. Rahmi Amtha, MDS, SpPM, PhD, dan drg. Enrita Dian R, SpKGA.

Selain Ketua dan Sekretaris Pelaksana turut juga hadir drg. Florencia Livia dan Tim PkM “I love my teeth” Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti.

Dr. drg. Armelia Sari Widyarman, M.Kes menyampaikan bahwa pemberian pelatihan ini merupakan bentuk kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) yang dilaksanakan oleh Fakultas Kedokteran Gigi Trisakti yang secara rutin diadakan untuk masyarakat.

Dalam sesi materi, Prof Rahmi menyebutkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa penyakit mulut menyerang 1 dari 2 anak. Dan akibat dari kebersihan mulut yang buruk dapat berujung pada kesehatan tubuh dan mengancam jiwa seperti sakit jantung, stroke, kencing manis, dan problem kesehatan lain.”Penyakit yang sering terjadi pada mulut anak adalah karies gigi. Biasanya berkembang segera setelah gigi tumbuh (erupsi) yang disebabkan multi factor seperti bakteri, gula, waktu, dan lain-lain. Selain itu radang gusi pada anak dimulai usia 4-5 tahun, kejadiannya mencapai puncak pada masa puberitas pada anak laki-laki usia 13 tahun dan perempuan usia 10 tahun salah satunya disebabkan karena perubahan hormon,” jelas Prof Rahmi.

Spesialis gigi anak, drg. Enrita, yang turut hadir sebagai pembicara, menerangkan bahwa kesehatan rongga mulut meliputi kesehatan gigi, gusi, tulang pendukung, dan jaringan lunak mulut, lidah, dan bibir seseorang. Bila ada penyakit pada rongga mulut akan menyebabkan rasa sakit, kesulitan berbicara, makan dan bersosialisasi, memperburuk kondisi kesehatan yang ada serta memengaruhi kualitas hidup.

“Pada usia anak, kebersihan mulut yang buruk tentunya bisa menurunkan kepercayaan diri dan berdampak negatif di sekolah. Untuk itu perlu kiranya orang tua memahami bagaimana cara merawat gigi anaknya mulai dari lahir,” kata drg Enrita.

Pada usia anak 0-2 tahun, dia menyebut, orang tua juga perlu mengatur pola pemberian susu dan makanan tambahan pada anak, khususnya saat pemberian asi dan botol susu jangan sampai anak tertidur karena dapat menyebabkan gigi berlubang.

“Selain itu penggunaan botol susu sebaiknya dihentikan setelah anak berusia 1 tahun, latih anak menggunakan gelas atau sedotan. Anak juga harus makan makanan bergizi dan seimbang, hindari makanan manis dan lengket ganti dengan buah dan sayur. Jangan lupa untuk bersihkan rongga mulut anak,” lanjutnya.

Untuk usia anak di atas 2 tahun, orang tua juga harus berhati-hati saat memberikan makan pada anak-anak. Dia juga menyarankan jangan mengembuskan makanan karena akan terjadi transfer kuman penyebab gigi berlubang.”Anak-anak harus diajarkan cara menyikat gigi dan benar dengan di awasi, dan pastikan untuk tidak menggunakan alat sikat gigi, alat makan yang sama dengan orang lain. Selain itu untuk sikat gigi anak, gunakan pasta gigi berfluoride tidak lebih dari sebutir beras, dengan cara bersihkan seluruh permukaan gigi bagian luar, dalam serta permukaan kunyak gigi minimal 2 kali sehari selama 2 menit, dan ganti sikat gigi kurang lebih 3- bulan sekali atau jika bulu sikat mulai rusak,” jelasnya lagi.

Prof Rahmi menambahkan dalam paparannya, bahwa karies gigi anak merupakan kondisi yang dapat dicegah melalui penerapan perilaku menjaga kesehatan mulut pada anak yang diadopsi dari kebiasaan di rumah.

“Mulai dari pengawasan menyikat gigi oleh orang tua hingga anak usia 8 tahun. Studi menyebutkan dengan pendampingan dan pengawasan menyikat gigi anak-anak oleh orang tua dengan tepat maka akan mengurangi angka terjadinya karies sebesar 30 persen pada anak usia 3,5-4,5 tahun,” papar Prof Rahmi.

Leave a Reply

Categories

Social menu is not set. You need to create menu and assign it to Social Menu on Menu Settings.