Anomali, Konflik Internal PDIP Antara Puan-Ganjar Dianggap Terlalu Dini
JAKARTA – Ketegangan di internal Partai Demokrat Indonesia Perjuangan (PDIP) semakin mengemuka. Terbaru, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP, Bambang Wuryanto (Pacul) mempersilakan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo angkat kaki dari partai berlambang banteng bermoncong putih itu.
Sebelumnya, Ganjar Pranowo dikabarkan tidak diundang ke rapat konsolidasi internal PDI Perjuangan yang dipimpin oleh Ketua DPP Puan Maharani, putri ketua umum partai berlambang banteng bermoncong putih itu, Megawati Soekarnoputri.
Alhasil, kecuali Ganjar, semua kepala daerah, anggota DPR, anggota DPRD tingkat provinsi hingga kabupaten se-Jawa Tengah hadir dalam rapat yang digelar di Kantor DPD PDIP Jawa Tengah, Panti Marhaen Semarang, Sabtu 22 Mei 2021.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah berpendapat bahwa kondisi tersebut tidak mencerminkan budaya politik Jawa yang seharusnya lebih tertutup.
“Sebenarnya ini anomali, baik dari sisi waktu maupun kultur politik PDIP. Terlalu dini mengemukakan konflik terbuka semacam ini, juga tidak mencerminkan budaya politik Jawa yang seharusnya lebih tertutup,” kata Dedi Kurnia Syah kepada SINDOnews, Rabu (26/5/2021).
“Tetapi membaca peta konflik, jika ini sungguh terjadi, maka menandai dominasi Puan melalui Bambang untuk menjegal laju popularitas dan elektabilitas Ganjar,” tambah Dedi Kurnia Syah.
Dia menilai dengan kondisi tersebut, konflik bisa saja sungguh terjadi,. “Tetapi pemicunya by design, karena terjadi wacana pemilihan Puan sebagai nominasi tunggal Puan menuju Pilpres 2024, maka Ganjar perlu semacam alasan untuk melawan atau berpindah gerbong. Maka konflik ini bisa saja sebagai pemicu,” pungkasnya.