Rudal Besar Israel Hantam Rumah di Gaza tapi Gagal Meledak
GAZA – Sebuah rudal besar Zionis Israel menghantam sebuah rumah di Gaza, Palestina , hari Kamis atau sehari sebelum gencatan senjata disepakati. Misil itu mendarat di atas kasur tapi gagal meledak.
Tim dari Kementerian Dalam Negeri Palestina dengan hati-hati menggunakan derek untuk mengevakuasi misil tersebut setelah menabrak rumah di Khan Younis di Jalur Gaza selatan.
Foto mengejutkan yang dirilis media Turki, Anadolu, menunjukkan batu dan puing-puing berserakan di kamar tidur rumah yang dihantam misil besar tersebut. Sedangkan para ahli mencoba menetralkan perangkat berbahaya itu.
Adegan itu terjadi ketika Israel melancarkan gelombang serangan udara lain di Jalur Gaza dan Hamas menembakkan lebih banyak roket pada jam-jam terakhir sebelum gencatan senjata disepakati.
Hari ini, Israel dan kelompok perlawanan Palestina di Jalur Gaza, Hamas dan Jihad Islam Palestina, sepakat gencatan senjata yang dimulai pukul 02.00 dini hari waktu setempat. Gencatan senjata disetujui setelah 11 hari perang berdarah.
Kabinet keamanan pemerintah Israel pada Kamis malam menyetujui gencatan senjata bersama dan serentak.
Mesir membantu menengahi perjanjian gencatan senjata tersebut, dan akan mengirim dua delegasi keamanan ke Israel dan Gaza untuk memastikan perjanjian itu ditegakkan.
“Kabinet keamanan politik dengan suara bulat menerima rekomendasi dari semua pejabat keamanan, kepala staf, kepala Shin Bet (badan keamanan internal Israel), kepala Mossad (badan intelijen asing Israel) dan kepala dewan keamanan nasional untuk menerima inisiatif Mesir untuk gencatan senjata tanpa syarat bilateral,” kata pemerintah Israel dalam sebuah pernyataan.
“Kepala staf, eselon militer, dan kepala GSS (general security service) meninjau pencapaian besar Israel dalam kampanye di hadapan para menteri, beberapa di antaranya belum pernah terjadi sebelumnya. Eselon politik menekankan bahwa kenyataan di lapangan akan menentukan kelanjutan kampanye,” lanjut pemerintah Israel.
Seorang pejabat Hamas, Ali Barakeh, mengatakan kepada The Associated Press bahwa gencatan senjata adalah “kemenangan bagi rakyat Palestina” dan kekalahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Konflik antara Israel dan Hamas pecah pada 10 Mei. Saat ini, setidaknya 232 warga Palestina telah meninggal, bersama dengan setidaknya selusin warga Israel. Anak-anak termasuk di antara korban di kedua pihak.