Tegas! MUI Minta Anggota OKI Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel
JAKARTA – Serangan oleh pasukan Israel yang ditargetkan terhadap jamaah saat salat di hari-hari terakhir bulan suci Ramadhan di Masjid Al-Aqsa, Palestina, harus direspons tegas. Majelis Ulama Indonesia menilai normalisasi hubungan dengan Israel tidak memiliki banyak manfaatnya.
“Normalisasi hubungan dengan Israel tidak banyak manfatnya. Mesir dan Turki tidak bisa menekan Israel. Negara-negara Timur Tengah lain berbondong-bondong menjalin hubungan dengan Israel,” kata Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI KH Muhyiddin Junaidi, saat pertemuan MUI dengan Ormas Islam di Jakarta, Selasa (11/5/2021).
“Kita menolak normalisasi hubungan antara negara Arab dengan Israel dan kita meminta agar negara anggota OKI yang punya hubungan diplomatik dengan Israel untuk memutuskan itu,” tambahnya.
Dikatakan Muhyiddin delapan negara Arab mulai Bahrain sampai yang terbaru yaitu UEA telah melakukan hubungan diplomatik dengan Israel. Bahkan, Muhyiddin menilai tindakan negara kaya tersebut berbahaya.
Pasalnya, dengan hubungan diplomasi antara UEA dan Israel, Muhyiddin khawatir langkah gerak UEA akan ditiru negara-negara kecil di sampingnya untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.
Disamping itu, Muhyiddin memuji pernyataan tegas pimpinan tertinggi Iran Ayatullah Ali Khomeini dengan bahasa Arab yang puitis mengajak ada persatuan dan kesatuan umat Islam untuk melawan Israel sebagai negara teroris.
“Kalau kita bisa melakukan hal yang sama, kita bisa meminta kepada Ketum MUI maupun Presiden RI. Kalau kita sekadar mengutuk, itu kerjaan LSM. Seribu maupun sepuluh ribu kutukan bagi Israel tidak ada gunananya. 350 resolusi PBB saja oleh Israel tidak digubris, apalagi hanya sekadar kutukan,” pungkasnya.