Kanada Umumkan Kematian Pertama Penerima Vaksin AstraZeneca akibat Pembekuan Darah
OTTAWA – Otoritas kesehatan Quebec, Kanada , mengumumkan kematian pertama penerima vaksin COVID-19 dari AstraZeneca akibat pembekuan darah. Ini adalah kematian pertama di Kanada yang disebabkan oleh vaksin.
Seorang wanita berusia 54 tahun di Quebec telah meninggal karena pembekuan darah setelah menerima vaksin COVID-19 dari AstraZeneca. Demikian disampaikan Kepala Kesehatan Masyarakat Provinsi Quebec, Horacio Arruda, Selasa (28/4/2021).
“Kami baru saja menerima pasien pertama kami yang meninggal karena trombosis, trombosis otak, setelah vaksinasi dari AstraZeneca,” kata Arruda dalam jumpa pers, yang dilansir Russia Today, Rabu (28/4/2021).
Berbicara tentang kematian tersebut, Perdana Menteri Wilayah Quebec, Francois Legault, mengatakan dia sangat sedih mengetahui bahwa seorang wanita berusia 54 tahun dalam kondisi yang baik meninggal karena dia divaksinasi.
Arruda mengatakan tes di laboratorium Universitas McMaster di Hamilton telah menemukan antibodi yang menyebabkan masalah dengan trombosit dalam darahnya, yang menyebabkan kematiannya.
Arruda mengatakan sekitar 400.000 orang telah menerima vaksin Vaxzevria AstraZeneca di Quebec.
Tiga kasus pembekuan darah lainnya sedang diselidiki, termasuk satu orang yang dalam proses pemulihan dan dua kasus yang belum dipastikan terkait dengan vaksin.
Awal bulan ini, kejadian pertama pembekuan darah di Kanada pada seseorang yang disuntik dengan Vaxzevria juga dikonfirmasi pada seorang wanita di Quebec.
Sejumlah kasus pembekuan darah yang terkait dengan vaksin telah dilaporkan di negara-negara Uni Eropa dan ditinjau oleh regulator obat blok Eropa tersebut, European Medicines Agency (EMA).
EMA mendukung suntikan tersebut setelah tinjauan menemukan bahwa pembekuan darah yang tidak biasa dengan trombosit darah rendah adalah efek samping yang “sangat jarang”, diperkirakan terjadi pada satu dari 100.000 orang yang divaksinasi.
Regulator mengatakan bahwa sebagian besar kasus pembekuan darah pada orang yang diberi Vaxzevria terjadi pada wanita di bawah 60 tahun dalam waktu tiga minggu setelah vaksinasi.
Pada akhir Maret, Komite Penasihat Nasional Kanada untuk Imunisasi (NACI) menangguhkan penggunaan suntikan vaksin pada orang di bawah 55 tahun sehubungan dengan laporan langka tentang pembekuan darah serius di antara penerima Vaxzevria, tetapi kemudian merevisi rekomendasinya sehingga vaksin dapat diberikan kepada mereka.