Pemimpin Houthi Peringatkan Iran Tidak Hentikan Pengayaan Uranium
SANAA – Pemimpin Houthi Yaman Muhammad Ali Al-Houthi meminta Iran tidak menghentikan pengayaan uranium sebelum para pihak dalam perjanjian nuklir 2015 kembali ke kesepakatan itu.
“Jika Iran menerima menghentikan pengayaan (uranium) sebelum (pihak lain) mengimplementasikan perjanjian, itu akan mengulangi kesalahan dari perjanjian sebelumnya, yang tidak dilaksanakan meskipun ada jaminan, dan negosiasi akan dikaitkan dengan program rudal (Iran) kemudian,” tweet Al-Houthi di Twitter.
“Dasar dari setiap perjanjian adalah implementasi praktis, bukan hanya dialog dan tanda tangan, seperti yang dilakukan Amerika Serikat dan sekutunya dengan perjanjian mereka termasuk Perjanjian Stockholm, yang mereka tolak untuk diterapkan,” papar dia.
Pada 2018, Amerika Serikat (AS) secara sepihak menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 yang ditandatangani dengan Iran dan menerapkan kembali sanksi yang sebelumnya dicabut berdasarkan kesepakatan itu.
Iran, setelah menunggu lebih dari setahun, menanggapi dengan melanjutkan pengayaan uraniumnya.
Teheran meminta AS mengambil langkah terlebih dulu dengan mencabut berbagai sanksi yang diterapkan kembali oleh mantan Presiden AS Donald Trump.
Sebaliknya, Washington meminta Iran terlebih dulu menghentikan pengayaan uranium agar AS dapat kembali dalam perundingan nuklir.
Hingga saat ini belum ada titik temu antara AS dan Iran terkait kesepakatan nuklir Iran.