Sebut Rekan Penting, AS Tegaskan Dukungan pada Raja Yordania
WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa pemimpin Yordania , Raja Abdullah II adalah mitra kunci AS. Washington juga menegaskan bahwa Raja Abdullah mendapatkan dukungan penuh dari AS.
Pernyataan AS ini datang di tengah laporan bahwa otoritas keamanan Yordania telah menangkap sejumlah mantan pejabat dan anggota kerajaan karena diduga hendak melakukan kudeta.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price mengatakan bahwa Washington mengamati dengan seksama perkembangan situasi di Yordania. Dia kemudian memastikan bahwa Raja Abdullah mendapatkan dukungan penuh dari AS.
“Kami terus mengikuti laporan dan berhubungan dengan pejabat Yordania. Raja Abdullah adalah mitra kunci AS dan dia mendapat dukungan penuh kami,” ucapnya, seperti dilansir Al Arabiya pada Minggu (4/4/2021).
Sebelumnya, The Washington Post melaporkan, pihak berwenang Yordania menangkap hampir 20 orang lainnya setelah apa yang oleh para pejabat disebut sebagai “ancaman bagi stabilitas negara”.
Saudara tiri Raja Abdullah II, Pangeran Hamza bin Hussein, sempat dikabarkan sebagai salah satu orang yang ditangkap. Namun, panglima militer Yordania, Yusef Huneity membantah hal itu.
Tapi, Huneity menyebut, pihaknya telah memperingatkan Hamza untuk segera menghentikan menghentikan aktivitas yang menargetkan keamanan dan stabilitas Yordania
Hamza sendiri dalam sebuah rekaman video, menuturkan bahwa dia sedang dalam tahanan rumah dan telah diberitahu untuk tinggal di rumah, dan tidak diperkenankan menghubungi siapa pun.
Sementara itu, seorang mantan pejabat AS yang mengetahui kejadian-kejadian di Yordania mengatakan bahwa plot tersebut, yang dia gambarkan sebagai hal yang kredibel dan berbasis luas, tidak melibatkan “kudeta fisik”.
Sebaliknya, katanya, mereka yang terlibat berencana untuk mendorong protes yang akan tampak sebagai “pemberontakan populer dengan massa di jalan” dengan dukungan kelompok suku di Yordania.