Wapres: Ada 32% Penyakit TB Belum Ditemukan Sehingga Berpotensi jadi Sumber Penularan
Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin menghadiri acara peringatan Hari Tuberkulosis (TB) sedunia di Jakarta, Rabu (24/3/2021).
Peringatan TB tahun ini mengangkat tema ‘Setiap Detik Berharga Selamatkan Bangsa dari Tuberkulosis’.
Acara yang digelar secara virtual dihadiri oleh Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan para Gubernur seluruh Indonesia.
Dalam sambutannya, Wapres mengatakan Indonesia sendiri merupakan negara dengan beban TB tertinggi ketiga di dunia setelah India dan China.
“Di Indonesia kasus TB diperkirakan sebanyak 845.000 kasus dengan angka kematian mencapai 93.000 kasus,” terang Wapres dalam pidatonya yang disampaikan dari kediaman resminya di Jakarta.
“Dari kasus tersebut baru 68% yang sudah ditemukan dan diobati, sehingga masih terdapat 32% yang belum ditemukan dan berpotensi menjadi sumber penularan bagi masyarakat sekitar,” kata KH Ma’ruf Amin.
Oleh karena itu, lanjut Wapres, upaya mengatasi TB dalam kondisi pandemi Covid-19 justru harus semakin ditingkatkan. Sesuai perkiraan WHO, bahwa kematian akibat TB akan bertambah sejumlah 400 ribu di seluruh dunia, atau setiap jam bertambah sekitar 46 orang meninggal, jika kelangsungan layanan TB esensial terganggu selama pandemi Covid-19.
Wapres menjelaskan meskipun dipandang sebagai penyakit menular klasik, yang dapat diobati, masalah TB tidak mudah diselesaikan karena dipengaruhi faktor sosial seperti kepadatan penduduk, permasalahan gizi, kemiskinan, dan kesadaran hidup sehat.
“Dampak akibat tingginya kasus tuberkulosis di Indonesia jauh lebih besar daripada beban akibat biaya pengobatan TB itu sendiri. Beban utama bagi negara akibat TB ini adalah hilangnya produktivitas karena kelompok usia yang paling terdampak tuberkulosis adalah kelompok usia produktif, ” tambah KH Ma’ruf Amin.
Karena sedemikian pentingnya penanganan TB , pemerintah Indonesia memiliki komitmen yang tinggi untuk mengeliminasi TB pada tahun 2030 sejalan dengan target yang ditetapkan dalam Sustainable Development Goals atau SDGs.
Terkait dengan upaya penanganan tuberkulosis, pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan empat arahan penting untuk mempercepat upaya mengeliminasi TB di Indonesia,” tutur Wapres.
- Pertama, meningkatkan intensitas edukasi, komunikasi, dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai penyakit tuberkulosis ini dengan tujuan utama di antaranya, meningkatkan kesadaran masyarakat agar memahami dan memiliki kemampuan dalam melakukan pencegahan terhadap penyakit Tuberklusis.
- Kedua, tingkatkan intensitas penjangkauan ke masyarakat (Reaching Out) untuk menemukan pasien tuberkulosis dan memastikannya masuk ke dalam sistem pengobatan tuberkulosis melalui layanan kesehatan yang tersedia.
- Ketiga, lakukan penguatan fasilitas kesehatan, baik di Puskesmas, klinik atau layanan kesehatan masyarakat lainnya. Penguatan fasilitas kesehatan ini juga harus disertai dengan peningkatan kemampuan petugas kesehatan dalam melakukan diagnosa dan pengobatan tuberkulosis, serta memastikan ketersediaan obat-obatan tuberkulosis.
- Keempat, memperkuat sistem informasi dan pemantauan untuk memastikan agar pasien tuberkulosis menjalani pengobatan sampai mencapai kesembuhan untuk memutus rantai penularan dan menghindari kemungkinan kebal atau resisten terhadap obat tuberkulosis