Pembantai 8 Orang di Panti Pijat AS Mengaku Kecanduan Seks
CHEROKEE – Pria yang membantai delapan orang dalam serangkaian penembakan di beberapa panti pijat Asia di Georgia, Amerika Serikat (AS), mengaku kepada polisi bahwa dia memiliki masalah kecanduan seks.
Robert Aaron Long asal Georgia mengatakan bahwa dia ingin “menghilangkan godaan” dengan melakukan penembakan massal tersebut.
“Kemarin adalah hari yang sangat buruk baginya dan inilah yang dia lakukan,” kata Kapten Sheriff Cherokee County Jay Baker—sebuah komentar yang mengundang kecaman karena dianggap meremehkan pembantaian pada Selasa malam tersebut.
Beberapa jam setelah konferensi pers itu, Baker menghadapi kemarahan baru dengan ditemukannya posting-an media sosial di mana ia mempromosikan kaus berlogo rasis “COVID-19 imported virus from CHY-NA“.
Penyelidik mengatakan mereka belum tahu apakah serangan terhadap tiga panti pijat di area metropolitan Atlanta—yang terjadi di tengah gelombang kekerasan anti-Asia—dapat diklasifikasikan sebagai kejahatan rasial.
Namun mereka mengatakan tersangka, Robert Aaron Long, membantah bahwa amukan itu bermotif rasial.
Pemuda berusia 21 tahun itu—yang tampak menunjukkan kecintaan pada senjata dan Tuhan di akun Instagram-nya—tertangkap dalam video Selasa malam di beberapa spa di mana enam wanita Asia dan dua korban lainnya disergap dan ditembak mati.Polisi mengatakan Long—yang memiliki izin berburu—membeli senjata yang digunakan untuk mengamuk sesaat sebelum beraksi.
Long dilaporkan mengatakan kepada para targetnya bahwa dia memiliki beberapa masalah, termasuk kecanduan seksual.
“Ini mungkin target peluang…kami percaya dia sering mengunjungi tempat-tempat ini di masa lalu dan mungkin telah menyerang,” kata pejabat Sheriff Cherokee County Frank Reynolds.
Long mengatakan kepada polisi bahwa dia menyalahkan tempat pijat untuk kecanduan seksnya.
“Itu adalah godaan yang ingin dia singkirkan,” imbuh Baker.
Long tumbuh dewasa di Gereja Baptis Pertama Crabapple di Milton. Hal ini disampaikan seorang rekan anggota yang meninggalkan gereja pada tahun 2014 kepada The Daily Beast yang dilansir Kamis (18/3/2021).
“Itu adalah gereja Baptis evangelis Anda yang khas tetapi mereka mendorong narasi dengan keras bahwa jika Anda menonton film porno, jika Anda melakukan hal-hal seksual, Anda akan masuk neraka,” kata mantan anggota itu.