Polisi Myanmar Lepas Tembakan ke Udara, Demonstran Berlarian
YANGON – Polisi membubarkan pengunjuk rasa di dua kota terbesar Myanmar pada Jumat (26/2), dengan menembakkan granat kejut, peluru karet, dan senjata ke udara.
Tindakan keras diambil terhadap unjuk rasa yang telah berlangsung selama beberapa pekan untuk menentang junta militer.
“Setidaknya satu orang terluka dalam protes di kota Yangon dan beberapa orang terluka di kota Mandalay,” ujar seorang saksi mata.
Polisi tidak segera bisa dihubungi untuk dimintai komentar.
Negara Asia Tenggara itu berada dalam krisis sejak tentara merebut kekuasaan pada 1 Februari dan menahan pemimpin pemerintah Aung San Suu Kyi dan sebagian besar pimpinan partainya.
“Suu Kyi telah dipindahkan dari tahanan rumah di ibu kota Naypyitaw ke lokasi yang dirahasiakan,” papar situs web Myanmar Now, mengutip pejabat Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang dipimpin Suu Kyi.
Seorang pengacara Suu Kyi mengatakan dia telah diberitahu pejabat NLD tentang pemindahan itu. Dia sebelumnya mengeluh bahwa dia tidak diberi akses menjelang persidangan yang ditetapkan pada 1 Maret.
Terjadi protes dan pemogokan harian oleh para pendukung demokrasi selama sekitar tiga pekan. Aksi itu seringkali menarik ratusan ribu orang di penjuru negeri yang beragam etnis.
Di Yangon, ratusan orang berkumpul lagi dalam beberapa kelompok, meneriakkan slogan-slogan.
Polisi antihuru-hara bergegas ke arah mereka, menembakkan granat kejut dan senjata ke udara untuk membubarkan para demonstran.
“Satu rumah mengizinkan saya masuk untuk bersembunyi,” ujar seorang jurnalis kepada Reuters dari tempat kejadian.
“Saya belum bisa pergi karena polisi sudah sangat dekat dan menembak ke udara,” papar dia.
“Beberapa orang ditahan, di antaranya seorang jurnalis Jepang yang ditahan sebentar,” ujar seorang saksi mata,.
Media domestik dan saksi mata melaporkan konfrontasi serupa di Mandalay saat polisi juga menembakkan peluru karet.